Labels
Ajk Masjid An Nur 2012-2014
(15)
Anda suka peranan masjid dikaitkan dengan apa?
(1)
Arwah
(1)
Belajar Mengaji
(1)
Berbuka Puasa 2013
(7)
BERSAMA KOLEJ KOMUNITI PEKAN
(5)
Biro 2012-2014
(6)
Ceramah
(1)
Gotong-royong
(3)
Israq Mikraj 2013
(7)
Kami
(5)
Keputusan Undian
(2)
Khatan Quraan
(1)
Korban
(1)
Kuliah
(1)
Links
(26)
Links Laman Pahang
(13)
Maulidur Rasul 2013M/1434h
(7)
Memperingati Allahyarham Tun Razak
(7)
Pageviews by Countries
(17)
Pantun
(1)
Pegawai Masjid An Nur
(6)
Pertandingan
(1)
Popular Posts
(9)
Program 2013
(5)
Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1
(2)
Promosi 2014
(2)
Promosi 2015
(1)
Rombongan Masjid Nenasi
(7)
Sajak
(2)
Siri Belajar Tajwid Al-Quran
(24)
Siri Belajar Tasawuf
(22)
Siri Sirrul Asror - Taubat
(33)
Surah
(1)
Tahlil
(1)
Tarawikh
(1)
Ulasan Buku Agama Islam
(7)
Monday, December 22, 2014
Sirrul Asror - Taubat 02 La ilaha illa Llah
Keadaan takutkan Allah mempunyai maksud yang sama
dengan kalimah “La ilaha illa Llah”
– tiada Tuhan, tiada apa-apa, kecuali Allah.
Bagi orang yang mengetahui ini akan ada perasaan takut
kehilangan-Nya,
kehilangan perhatian-Nya,
cinta-Nya,
keampunan-Nya;
dia takut dan malu melakukan kesalahan
sedangkan Dia melihat,
dan takutkan azab-Nya.
Jika seseorang itu tidak berkeadaan demikian
dia perlu mendapatkaan orang yang takutkan Allah
dan menerima keadaan takutkan Allah itu daripada orang berkenaan.
Monday, December 15, 2014
Sirrul Asror - Taubat 01 langkah pertama
Tahap-tahap dan peringkat-peringkat
perubahan kerohanian telah pun disebut.
Perlu ditegaskan
bahawa setiap peringkat dicapai terutamanya
dengan taubat.
Taubat bolehlah dipelajari caranya
dengan orang yang mengetahui
cara berbuat demikian
dan yang telah sendirinya bertaubat.
Taubat yang sebenar dan menyeluruh
merupakan langkah pertama di dalam perjalanan.
“(Ingatlah) tatkala orang-orang kafir itu adakan dalam hati mereka kesombongan (iaitu) kesombongan jahiliah. Lalu Allah turunkan ketenteraman atas rasul-Nya dan atas mukmin. Dan Dia wajibkan mereka (ucapkan) perkataan menjaga keselamatan (taubat) kerana mereka lebih berhak dengan itu, dan memang (mereka) ahlinya, dan adalah Allah mengetahui tiap sesuatu”. (Surah Fath, ayat 26).
Rujukan:
http://tamansufi.tripod.com/asrar08.html
perubahan kerohanian telah pun disebut.
Perlu ditegaskan
bahawa setiap peringkat dicapai terutamanya
dengan taubat.
Taubat bolehlah dipelajari caranya
dengan orang yang mengetahui
cara berbuat demikian
dan yang telah sendirinya bertaubat.
Taubat yang sebenar dan menyeluruh
merupakan langkah pertama di dalam perjalanan.
“(Ingatlah) tatkala orang-orang kafir itu adakan dalam hati mereka kesombongan (iaitu) kesombongan jahiliah. Lalu Allah turunkan ketenteraman atas rasul-Nya dan atas mukmin. Dan Dia wajibkan mereka (ucapkan) perkataan menjaga keselamatan (taubat) kerana mereka lebih berhak dengan itu, dan memang (mereka) ahlinya, dan adalah Allah mengetahui tiap sesuatu”. (Surah Fath, ayat 26).
Rujukan:
http://tamansufi.tripod.com/asrar08.html
Tuesday, December 9, 2014
Pageviews by Countries 9.12.2014
Malaysia 5151
United States 1350
Germany 484
Indonesia 302
France 282
Russia 258
Australia 66
Singapore 55
China 51
Canada 48
United States 1350
Germany 484
Indonesia 302
France 282
Russia 258
Australia 66
Singapore 55
China 51
Canada 48
Monday, December 8, 2014
Siri Belajar Tasawuf 23: Jiwa adalah hak Tuhan
Jiwa adalah hak Tuhan. Mengapa ada ketika jiwa mau mencegah dan kadang membiarkannya?
Perlu kita semua ingat,
bahwa di dalam raga ini terdapat nafsu-nafsu.
Jika nafsu kuat menguasai,
maka jiwa menjadi terbelenggu.
Karena itulah mengapa dikatakan
bahwa
kehidupan sekarang ini
adalah kematian.
Sedangkan
setelah ajal
merupakan awal kehidupan.
Sesudah kematian
maka seseorang akan mencapai
kebebasan jiwanya.
Ajaran Syekh Siti Jenar memang dengan ajaran para Walisongo.
Siti Jenar mengajarkan bahwa
Tuhan adalah Zat yang mendasari adanya
manusia,
hewan,
tumbuhan
dan segala yang ada.
Adanya segala di dunia ini tergantung pada adanya Zat.
Tanpa ada Zat Yang Mahakuasa,
maka mustahil sesuatu yang wujud itu ada.
Ajaran ini tidak pernah disampaikan oleh para Walisongo.
Mereka menyadari bahwa umatnya masih terlalu awam terhadap Islam,
sehingga memberi ilmu yang ringan dan mudah difahami saja.
Gunakanlah ilmu yang anda ada untuk mencari ilmu dan guru sejati.
Perlu kita semua ingat,
bahwa di dalam raga ini terdapat nafsu-nafsu.
Jika nafsu kuat menguasai,
maka jiwa menjadi terbelenggu.
Karena itulah mengapa dikatakan
bahwa
kehidupan sekarang ini
adalah kematian.
Sedangkan
setelah ajal
merupakan awal kehidupan.
Sesudah kematian
maka seseorang akan mencapai
kebebasan jiwanya.
Ajaran Syekh Siti Jenar memang dengan ajaran para Walisongo.
Siti Jenar mengajarkan bahwa
Tuhan adalah Zat yang mendasari adanya
manusia,
hewan,
tumbuhan
dan segala yang ada.
Adanya segala di dunia ini tergantung pada adanya Zat.
Tanpa ada Zat Yang Mahakuasa,
maka mustahil sesuatu yang wujud itu ada.
Ajaran ini tidak pernah disampaikan oleh para Walisongo.
Mereka menyadari bahwa umatnya masih terlalu awam terhadap Islam,
sehingga memberi ilmu yang ringan dan mudah difahami saja.
Gunakanlah ilmu yang anda ada untuk mencari ilmu dan guru sejati.
Monday, December 1, 2014
Siri Belajar Tasawuf 22: Raga berdosa tetapi jiwa bersalah
Jika sekarang ini kita berbuat dosa. Apakah jiwa kita bertanggungjawab. Sedangkan yang melakukan dosa adalah raga kita?
Tetap ikut bertanggungjawab,
karena jiwa yang menyatu ke dalam raga
tidak bisa mencegah hawa nafsunya
serta
akal yang suka berbuat buruk.
Ketahuilah,
setiap orang yang lahir di dunia ini
maka jiwanya menyatu dengan akalnya
Selain akal dalam diri manusia j
uga ada hawa nafsu.
Ketika seseorang berbuat buruk,
berarti raganya didorong
dan dipengaruhi
oleh hawa nafsu
dan akalnya.
Akal dan nafsu
memang suka
berbuat buruk.
Apabila jiwa mencegah
melalui hati nurani,
maka raga
tidak akan berbuat buruk.
Akan tetapi jika jiwa membiarkannya,
maka raga tetap melakukannya.
Tetap ikut bertanggungjawab,
karena jiwa yang menyatu ke dalam raga
tidak bisa mencegah hawa nafsunya
serta
akal yang suka berbuat buruk.
Ketahuilah,
setiap orang yang lahir di dunia ini
maka jiwanya menyatu dengan akalnya
Selain akal dalam diri manusia j
uga ada hawa nafsu.
Ketika seseorang berbuat buruk,
berarti raganya didorong
dan dipengaruhi
oleh hawa nafsu
dan akalnya.
Akal dan nafsu
memang suka
berbuat buruk.
Apabila jiwa mencegah
melalui hati nurani,
maka raga
tidak akan berbuat buruk.
Akan tetapi jika jiwa membiarkannya,
maka raga tetap melakukannya.
Monday, November 24, 2014
Siri Belajar Tasawuf 21: kehidupan yang sebenar-benarnya
Jika demikian badan ini tidak mampu untuk merasakan kehidupan yang sebenar-benarnya?
Ya, tidak mampu.
Kehidupan sejati tidak dapat dirasakan oleh raga,
karena jika raga mati
akan tetapi dapat dirasakan
oleh jiwa.
Membusuk jadi tanah.
Ya, tidak mampu.
Kehidupan sejati tidak dapat dirasakan oleh raga,
karena jika raga mati
akan tetapi dapat dirasakan
oleh jiwa.
Membusuk jadi tanah.
Monday, November 17, 2014
Siri Belajar Tasawuf 20:
Apakah yang dimaksud jalan kehidupan?
Jalan kehidupan
adalah jalan menuju kepada
hidup yang sebenar-benarnya,
setelah kita mengalami kematian.
Jika seorang bayi lahir,
maka bukanlah awal kehidupan,
namun
merupakan awal “kehidupan palsu”
seperti yang kita rasakan saat ini.
Inilah yang sesungguhnya kematian sejati.
Jalan kehidupan
adalah jalan menuju kepada
hidup yang sebenar-benarnya,
setelah kita mengalami kematian.
Jika seorang bayi lahir,
maka bukanlah awal kehidupan,
namun
merupakan awal “kehidupan palsu”
seperti yang kita rasakan saat ini.
Inilah yang sesungguhnya kematian sejati.
Monday, November 10, 2014
Siri Belajar Tasawuf 19: Dunia-Raga-Jiwa-Akhirat
Dunia erat kaitannya dengan raga kita, sedangkan jiwa erat kaitannya dengan alam akhirat?
Benar, dunia itu erat kaitannya dengan raga.
Raga mempunyai sifat seperti alam semesta, yang semula baru kemudian rusak.
Sedangkan jiwa tidak akan mengenal kerusakan karena jiwa merupakan penjelmaan Ruh Allah.
Ketahuilah bahwa raga adalah barang pinjaman yang suatu saat akan diminta oleh Pemiliknya.
Raga ini sesungguhnya sangkar yang membelenggu dan menyulitkan jiwa.
Agar jiwa menjadi bebas,
maka suatu saat kelak,
kita akan tahu bagaimana cara melepas jiwa dari raga.
Ilmu melepas jiwa
bererti
kematian adalah titik awal kehidupan yang sebenarnya.
Jika seseorang raganya mati, maka jiwanya menjadi merdeka, bebas dan tidak terkungkung lagi. Sebab raga berhubungan erat dengan alam semesta. Sedangkan jiwa berhubungan erat dengan Ruh Tuhan.
Selamanya jiwa tak akan mati atau rosak.
Benar, dunia itu erat kaitannya dengan raga.
Raga mempunyai sifat seperti alam semesta, yang semula baru kemudian rusak.
Sedangkan jiwa tidak akan mengenal kerusakan karena jiwa merupakan penjelmaan Ruh Allah.
Ketahuilah bahwa raga adalah barang pinjaman yang suatu saat akan diminta oleh Pemiliknya.
Raga ini sesungguhnya sangkar yang membelenggu dan menyulitkan jiwa.
Agar jiwa menjadi bebas,
maka suatu saat kelak,
kita akan tahu bagaimana cara melepas jiwa dari raga.
Ilmu melepas jiwa
bererti
kematian adalah titik awal kehidupan yang sebenarnya.
Jika seseorang raganya mati, maka jiwanya menjadi merdeka, bebas dan tidak terkungkung lagi. Sebab raga berhubungan erat dengan alam semesta. Sedangkan jiwa berhubungan erat dengan Ruh Tuhan.
Selamanya jiwa tak akan mati atau rosak.
Monday, November 3, 2014
Siri Belajar Tasawuf 18: apakah sudah ada dunia lainnya
Adalah sebelum ada dunia ini, apakah sudah ada dunia lainnya. Atau setelah kiamat, apakah Tuhan membuat dunia baru lagi seperti sekarang?
Sebelum dunia ada, apakah ada dunia lain, itu hanya Allah yang tahu.
Tetapi sekarang kita berada di dunia ini menempati ruang dan waktu.
Dunia ini asalnya adalah baru.
Kemudian mengalami kerusakan dan kelak akhirnya menjadi hancur.
Lenyap tak berharga.
Setelah kiamat, apakah Tuhan membuat dunia baru untuk keduakalinya?
Tidak!
Sebelum dunia ada, apakah ada dunia lain, itu hanya Allah yang tahu.
Tetapi sekarang kita berada di dunia ini menempati ruang dan waktu.
Dunia ini asalnya adalah baru.
Kemudian mengalami kerusakan dan kelak akhirnya menjadi hancur.
Lenyap tak berharga.
Setelah kiamat, apakah Tuhan membuat dunia baru untuk keduakalinya?
Tidak!
Monday, October 27, 2014
Siri Belajar Tasawuf 17: Adakah bebar adanya surga dan neraka
Jadi! Surga dan Neraka di akhirat tidak ada?
Surga dan Neraka
di hari kiamat,
di akhirat kelak, sudah diterangkan dalam Qur’an.
Itu perkara gaib dan erat kaitannya dengan iman.
Kita wajib meyakininya.
Tetapi untuk apa meyakini? Jika di dunia kita berbudi baik dan beriman kepada Allah sudah merasakan Surga. Sedangkan Surga dan Neraka di akhirat hanyalah bersifat menakut-nakuti manusia agar tidak berbuat buruk.
Kita jangan fokus pada persoalan, apakah di akhirat ada Surga dan Neraka.
Itu urusan Zat Allah.
Kita harus meyakini.
Karena meyakini hari akhir merupakan rukun iman.
Ingat, untuk mendapatkan Surga pun kita tak perlu menunggu datangnya hari akhir.
Walaupun ada yang sembahyang seribu kali setiap hari.
Akhirnya mati juga.
Walaupun badan kita ditutup dengan serban dan jubah, namun akhirnya menjadi debu juga.
Maka jiwalah yang paling penting.
Jika keadaan jiwa sesuai dengan kehendak Allah. maka Surga akan kita dapat . Kenikmatan luar biasa akan dirasakan.
Surga dan Neraka
di hari kiamat,
di akhirat kelak, sudah diterangkan dalam Qur’an.
Itu perkara gaib dan erat kaitannya dengan iman.
Kita wajib meyakininya.
Tetapi untuk apa meyakini? Jika di dunia kita berbudi baik dan beriman kepada Allah sudah merasakan Surga. Sedangkan Surga dan Neraka di akhirat hanyalah bersifat menakut-nakuti manusia agar tidak berbuat buruk.
Kita jangan fokus pada persoalan, apakah di akhirat ada Surga dan Neraka.
Itu urusan Zat Allah.
Kita harus meyakini.
Karena meyakini hari akhir merupakan rukun iman.
Ingat, untuk mendapatkan Surga pun kita tak perlu menunggu datangnya hari akhir.
Walaupun ada yang sembahyang seribu kali setiap hari.
Akhirnya mati juga.
Walaupun badan kita ditutup dengan serban dan jubah, namun akhirnya menjadi debu juga.
Maka jiwalah yang paling penting.
Jika keadaan jiwa sesuai dengan kehendak Allah. maka Surga akan kita dapat . Kenikmatan luar biasa akan dirasakan.
Monday, October 20, 2014
Siri Belajar Tasawuf 15: adakah Surga dan Neraka?
Benarkah sesudah kematian ada Surga dan Neraka?
Para wali memang mengajarkan demikian.
Inilah ajaran yang pada satu sudut 'mungkin' boleh dikatakan 'tak habis' karena terlalu singkat. Atau juga mungkin juga betul dari satu sudut yang cetek atau tohor.
Para wali hanya mengajarkan "kulitnya", tidak sampai pada isinya; tidak sampai pada hakikat yang sebenarnya.
Para wali mengajarkan bahwa Surga dan Neraka hanya dijumpai kelak setelah kiamat.
Adanya di akhirat.
Dan orang-orang awam 'terpaksa' menelan bulat-bulat kenyataan sebegini.
Siksa kubur hanya dijumpai dan dirasakan badan jasad ketika di tanam di kubur.
Para wali memang bertujuan baik,
tetapi diputus sampai di situ. Mereka enggan menjelaskan lebih dalam dan lebih sampai pada makna yang hakiki.
Untuk menemui dan merasakan Surga dan Neraka maka seseorang tidak harus menunggu sampai mati atau sampai datangnya kiamat.
Di dunia ini saja kita sudah dapat merasakan Surga dan siksa Neraka.
Karena sesungguhnya Surga dan Neraka itu berada di dalam jiwa kalian.
Berada di dalam jiwa setiap manusia yang bernafas.
Jika jiwa manusia telah bersih dari gangguan hawa nafsu dan dapat Mengabadikan diri kepada Allah SWT, maka di dunia ini ia akan merasakan suatu kenikmatan Surga.
Jika budi kita, misalnya menolong orang lemah, lalu hati menjadi ikhlas dan puas, maka itulah yang disebut Surga.
Sedangkan Neraka, perwujudannya adalah jika hawa nafsu telah menguasai diri seseorang.
Kemudian jiwanya meronta dan merasa bersalah.
Maka dia tentu tersiksa. Ia tidak bisa tidur, gelisah fikirannya, sedih dan bermacam-macam rasa tak tentu arah. Itulah yang dinamakan Neraka.
Para wali memang mengajarkan demikian.
Inilah ajaran yang pada satu sudut 'mungkin' boleh dikatakan 'tak habis' karena terlalu singkat. Atau juga mungkin juga betul dari satu sudut yang cetek atau tohor.
Para wali hanya mengajarkan "kulitnya", tidak sampai pada isinya; tidak sampai pada hakikat yang sebenarnya.
Para wali mengajarkan bahwa Surga dan Neraka hanya dijumpai kelak setelah kiamat.
Adanya di akhirat.
Dan orang-orang awam 'terpaksa' menelan bulat-bulat kenyataan sebegini.
Siksa kubur hanya dijumpai dan dirasakan badan jasad ketika di tanam di kubur.
Para wali memang bertujuan baik,
tetapi diputus sampai di situ. Mereka enggan menjelaskan lebih dalam dan lebih sampai pada makna yang hakiki.
Untuk menemui dan merasakan Surga dan Neraka maka seseorang tidak harus menunggu sampai mati atau sampai datangnya kiamat.
Di dunia ini saja kita sudah dapat merasakan Surga dan siksa Neraka.
Karena sesungguhnya Surga dan Neraka itu berada di dalam jiwa kalian.
Berada di dalam jiwa setiap manusia yang bernafas.
Jika jiwa manusia telah bersih dari gangguan hawa nafsu dan dapat Mengabadikan diri kepada Allah SWT, maka di dunia ini ia akan merasakan suatu kenikmatan Surga.
Jika budi kita, misalnya menolong orang lemah, lalu hati menjadi ikhlas dan puas, maka itulah yang disebut Surga.
Sedangkan Neraka, perwujudannya adalah jika hawa nafsu telah menguasai diri seseorang.
Kemudian jiwanya meronta dan merasa bersalah.
Maka dia tentu tersiksa. Ia tidak bisa tidur, gelisah fikirannya, sedih dan bermacam-macam rasa tak tentu arah. Itulah yang dinamakan Neraka.
Monday, October 13, 2014
Siri Belajar Tasawuf 14: yang cantik, segak dan gagah
Di dunia ini ada yang cantik, segak dan gagah. Bagaimana kedudukan orang-orang tersebut jika kelak telah terlepas rohnya?
Kita tidak boleh mencintai dan mengagumi bentuk yang
cantik,
segak atau
gagah.
Sebab, badan (jasad)
laksana sangkar
yang mengurung jiwa.
Badan adalah beban yang
'memberatkan' dan 'menyakitkan'
roh kita..
Kita tidak boleh mencintai dan mengagumi bentuk yang
cantik,
segak atau
gagah.
Sebab, badan (jasad)
laksana sangkar
yang mengurung jiwa.
Badan adalah beban yang
'memberatkan' dan 'menyakitkan'
roh kita..
Monday, October 6, 2014
Siri Belajar Tasawuf 13: menggunakan akal
Kita harus menggunakan akal sesuai dengan jiwa kita dan kehendak Allah?
Benar.
Jika seseorang mampu mengendalikan akalnya
dengan kehendak Allah,
dengan kebenaran, dan
dengan jiwa yang bersih,
maka ia bermanfaat.
Menjadikan diri kita lebih mulia.
Jangan mementingkan kehidupan duniawi.
Sebab kehidupan duniawi
yang kita tempoh sekarang
penuh dengan 'kotoran'.
Akal kita mudah tercemar dengan 'kotoran sifat' dan
mudah dikuasai oleh nafsu,
sehingga menghalangi kita
untuk menuju pada tahap
Pengabadian Diri Kepada Allah SWT.
Benar.
Jika seseorang mampu mengendalikan akalnya
dengan kehendak Allah,
dengan kebenaran, dan
dengan jiwa yang bersih,
maka ia bermanfaat.
Menjadikan diri kita lebih mulia.
Jangan mementingkan kehidupan duniawi.
Sebab kehidupan duniawi
yang kita tempoh sekarang
penuh dengan 'kotoran'.
Akal kita mudah tercemar dengan 'kotoran sifat' dan
mudah dikuasai oleh nafsu,
sehingga menghalangi kita
untuk menuju pada tahap
Pengabadian Diri Kepada Allah SWT.
Monday, September 29, 2014
Siri Belajar Tasawuf 12. Bukankah manusia lebih mulia diberi akal?
Bukankah manusia ebih mulia diberi akal?
Ya, itulah yang membezakan
Tapi
jangan lupa bahwa
akal seringkali tidak jujur.
Sering bersifat
dengki,
memaksa,
melanggar aturan,
jahat,
suka disanjung-sanjung,
sombong,
yang ahirnya membuat manusia
tidak berharga samasekali.
Lebih hina dari makhluk lainnya.
Ya, itulah yang membezakan
Tapi
jangan lupa bahwa
akal seringkali tidak jujur.
Sering bersifat
dengki,
memaksa,
melanggar aturan,
jahat,
suka disanjung-sanjung,
sombong,
yang ahirnya membuat manusia
tidak berharga samasekali.
Lebih hina dari makhluk lainnya.
Monday, September 22, 2014
Siri Belajar Tasawuf 11. Bagaimanakah mahu mendapat kebenaran dan kebahagian sejati?
Bagaimanakah mahu mendapat kebenaran dan kebahagian sejati?
Jiwa manusia adalah suara hati nurani.
suara hati nurani merupakan ungkapan Ruh Allah
yang harus ditaati perintahnya.
Maka ikutilah hati nuranimu.
Kita harus cermat,
karena hati nurani berbeda dengan akal budi,
jiwa itu milik Allah,
sedangkan akal milik manusia.
Akal bersifat manusiawi,
karena itu kadang-kadang
akal tak mampu menemukan keajaiban Allah.
Kehendak,
angan-angan,
ingatan,
merupakan suatu akal yang tak kebal atas kegilaan.
Suatu ketika akal bisa menjadi bingung
sehingga membuat seseorang lupa diri.
Akal seringkali tidak jujur.
Siang malam membuat kepalsuan
demi memakmurkan kepentingan pribadi.
Jiwa manusia adalah suara hati nurani.
suara hati nurani merupakan ungkapan Ruh Allah
yang harus ditaati perintahnya.
Maka ikutilah hati nuranimu.
Kita harus cermat,
karena hati nurani berbeda dengan akal budi,
jiwa itu milik Allah,
sedangkan akal milik manusia.
Akal bersifat manusiawi,
karena itu kadang-kadang
akal tak mampu menemukan keajaiban Allah.
Kehendak,
angan-angan,
ingatan,
merupakan suatu akal yang tak kebal atas kegilaan.
Suatu ketika akal bisa menjadi bingung
sehingga membuat seseorang lupa diri.
Akal seringkali tidak jujur.
Siang malam membuat kepalsuan
demi memakmurkan kepentingan pribadi.
Monday, September 15, 2014
Siri Belajar Tasawuf 10. Jika seseorang sudah mati, berarti selesai sudah kehidupannya?
Jika seseorang sudah mati, berarti selesai sudah kehidupannya?
Tidak benar.
Meskipun jasadnya mati,
tetapi sebenarnya ia tidaklah mati.
Karena itu, kita semua harus mengerti
bahwa dunia ini sesungguhnya
bukanlah kehidupan.
Buktinya ada mati.
Di dunia ini,
kehidupan disebut kematian.
Cuba rasakan!
Kita diajar untuk tidak menyintai dunia dan
tidak terpesona terhadap keindahannya.
Carilah kebenaran dan
kebahagiaan sejati
demi kehidupan mendatang,
kehidupan setelah kematian.
Kita akan lebih berarti jika telah menemui
kematian dan hidup sesudah itu.
Kita harus memilih hidup yang tak bisa mati.
Dan hidup yang tak mati itu hanya
kita rasakan setelah nyawa terlepas dari badan.
Kehidupan itu akan dapat dirasakan
tanpa gangguan seperti sekarang ini.
Ketahuilah,
hidup yang sesungguhnya
adalah setelah nyawa lenyap dari badan.
Tidak benar.
Meskipun jasadnya mati,
tetapi sebenarnya ia tidaklah mati.
Karena itu, kita semua harus mengerti
bahwa dunia ini sesungguhnya
bukanlah kehidupan.
Buktinya ada mati.
Di dunia ini,
kehidupan disebut kematian.
Cuba rasakan!
Kita diajar untuk tidak menyintai dunia dan
tidak terpesona terhadap keindahannya.
Carilah kebenaran dan
kebahagiaan sejati
demi kehidupan mendatang,
kehidupan setelah kematian.
Kita akan lebih berarti jika telah menemui
kematian dan hidup sesudah itu.
Kita harus memilih hidup yang tak bisa mati.
Dan hidup yang tak mati itu hanya
kita rasakan setelah nyawa terlepas dari badan.
Kehidupan itu akan dapat dirasakan
tanpa gangguan seperti sekarang ini.
Ketahuilah,
hidup yang sesungguhnya
adalah setelah nyawa lenyap dari badan.
Monday, September 8, 2014
Siri Belajar Tasawuf 9. Ruh Yang Luhur dan Sejati itu siapa?
Ruh Yang Luhur dan Sejati itu bagaimana?
Zat Allah.
Zat Allah adalah Ruh yang tinggi
dan terhormat.
IA memiliki dua puluh sifat,
semua timbul atas kehendakNya.
IA mampu mencurahkan
ilmu kebesaran,
ilmu kasampurnan,
ilmu kebaikan,
ilmu keramahan,
ilmu kekebalan
dalam segala bentuk,
memerintah umat.
Dapat muncul di segala tempat dan sakti sekali.
Kita perlu merasa wajib dan menuruti kehendakNya.
dengan kesungguhan
selalu kuat cita-citanya,
kukuh tak goyang terhadap sesuatu yang tidak suci,
berpegang teguh kepadaNya selama hidup,
tak akan menyembah terhadap ciptaanNya,
baik dalam wujud maupun dalam pengertian.
Zat Allah.
Zat Allah adalah Ruh yang tinggi
dan terhormat.
IA memiliki dua puluh sifat,
semua timbul atas kehendakNya.
IA mampu mencurahkan
ilmu kebesaran,
ilmu kasampurnan,
ilmu kebaikan,
ilmu keramahan,
ilmu kekebalan
dalam segala bentuk,
memerintah umat.
Dapat muncul di segala tempat dan sakti sekali.
Kita perlu merasa wajib dan menuruti kehendakNya.
dengan kesungguhan
selalu kuat cita-citanya,
kukuh tak goyang terhadap sesuatu yang tidak suci,
berpegang teguh kepadaNya selama hidup,
tak akan menyembah terhadap ciptaanNya,
baik dalam wujud maupun dalam pengertian.
Monday, September 1, 2014
Siri Belajar Tasawuf 8. Apakah tuntunan pakaian seseorang bersolat?
Apakah tuntunan pakaian seseorang bersolat?
Sesungguhnya ada yang tidak sependapat
mengenai pakaian dalam meniru-niru
pakaian orang Arab dalam melakukan solat.
Jika selesai solat, jubah itu ditanggalkan.
Sedangkan salat orang tersebut tidaklah menyentuh hatinya.
Meskipun berlama-lama duduk di Masjid,
namun masih mencintai duniawi.
Sembahyang yang pakaiannya sebegitu
duduk di Masjid berlama-lama
sampai lupa tanggungjawab
kepada anak isteri dan tugasi.
Sedangkan ia masih mencintai duniawi
dan melayan nafsu manusiawinya.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari,
ia seringkali menyusahkan orang lain.
Maka orang yang demikian itu
tidak terpengaruh oleh sembahyang yang dilakukan.
Biasanya orang seperti itu sibuk menghitung pahala.
Dia sangat keliru dan jahil.
Pahala yang masih jauh sudah diperhitungkan.
Sungguh, sedikit pun tak akan dapat dicapainya.
Sesungguhnya ada yang tidak sependapat
mengenai pakaian dalam meniru-niru
pakaian orang Arab dalam melakukan solat.
Jika selesai solat, jubah itu ditanggalkan.
Sedangkan salat orang tersebut tidaklah menyentuh hatinya.
Meskipun berlama-lama duduk di Masjid,
namun masih mencintai duniawi.
Sembahyang yang pakaiannya sebegitu
duduk di Masjid berlama-lama
sampai lupa tanggungjawab
kepada anak isteri dan tugasi.
Sedangkan ia masih mencintai duniawi
dan melayan nafsu manusiawinya.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari,
ia seringkali menyusahkan orang lain.
Maka orang yang demikian itu
tidak terpengaruh oleh sembahyang yang dilakukan.
Biasanya orang seperti itu sibuk menghitung pahala.
Dia sangat keliru dan jahil.
Pahala yang masih jauh sudah diperhitungkan.
Sungguh, sedikit pun tak akan dapat dicapainya.
Monday, August 25, 2014
Siri Belajar Tasawuf 7. Jika sembahyangnya baik, semua dianggap baik?
Jika sembahyangnya baik, semua dianggap baik?
Itu perlu ditafsirkan.
Tidak boleh difahami secara lurus makna dari Hadis tersebut.
Hadis itu mengandung logik sebagai berikut;
Orang yang tekun mengerjakan sembahyang
dengan sempurna,
maka perilaku,
budi pekerti dan kalbunya
juga harus terpengaruh untuk menjadi baik.
Sebab sembahyang yang dilakukan
dengan jiwa yang bersih
akan berpengaruh
kepada cabang kehidupan lainnya.
Hadis itu tidak berlaku
bagi orang yang tekun mengerjakan sembahyang
tetapi hatinya masih kotor,
tersimpan keinginan-keinginan nafsu
misalnya ingin dipuji orang lain,
terdapat ujub dan sombong,
serta budinya menyimpang dan melakukan yang dilarang.
Itu perlu ditafsirkan.
Tidak boleh difahami secara lurus makna dari Hadis tersebut.
Hadis itu mengandung logik sebagai berikut;
Orang yang tekun mengerjakan sembahyang
dengan sempurna,
maka perilaku,
budi pekerti dan kalbunya
juga harus terpengaruh untuk menjadi baik.
Sebab sembahyang yang dilakukan
dengan jiwa yang bersih
akan berpengaruh
kepada cabang kehidupan lainnya.
Hadis itu tidak berlaku
bagi orang yang tekun mengerjakan sembahyang
tetapi hatinya masih kotor,
tersimpan keinginan-keinginan nafsu
misalnya ingin dipuji orang lain,
terdapat ujub dan sombong,
serta budinya menyimpang dan melakukan yang dilarang.
Monday, August 18, 2014
Siri Belajar Tasawuf 6. Solat tetapi tidak sampai kepada Yang Disembah?
Solat tetapi tidak sampai kepada Yang Disembah?
Memang banyak orang
yang secara lahiriah nampak khusuk solatnya.
Bibirnya sibuk mengucapkan
zikir dan doa-doa,
namun hatinya melayang kepada urusan duniawi
Maka Islam yang demikian ini ibarat kelapa,
mereka hanya makan serabutnya.
Padahal paling nikmat adalah
isi kelapa dan air kelapanya.
Mereka sembahyang lima waktu setakat lahiriah saja.
Tidak berpengaruh sama sekali kepada akal budinya.
Padahal sembahyang itu
diharapkan dapat mencegah
keji dan munkar
mereka tak mampu melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kalaupun hakikat solatnya itu
membekas pada budinya
itupun hanya sedikit.
Buat apa sembahyang lima kali jika perangainya buruk?
Masih suka mencuri dan berbohong.
Untuk apa bibir petah berzikir
menyebut asma Allah,
jika masih berwatak suka mengingkari asmaNYA.
Kadang-kadang pula mereka berharap pahala.
Solatnya saja belum tentu dihargai oleh Allah,
tetapi tanpa segan silu meminta balasan …
Pelik!
Memang banyak orang
yang secara lahiriah nampak khusuk solatnya.
Bibirnya sibuk mengucapkan
zikir dan doa-doa,
namun hatinya melayang kepada urusan duniawi
Maka Islam yang demikian ini ibarat kelapa,
mereka hanya makan serabutnya.
Padahal paling nikmat adalah
isi kelapa dan air kelapanya.
Mereka sembahyang lima waktu setakat lahiriah saja.
Tidak berpengaruh sama sekali kepada akal budinya.
Padahal sembahyang itu
diharapkan dapat mencegah
keji dan munkar
mereka tak mampu melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kalaupun hakikat solatnya itu
membekas pada budinya
itupun hanya sedikit.
Buat apa sembahyang lima kali jika perangainya buruk?
Masih suka mencuri dan berbohong.
Untuk apa bibir petah berzikir
menyebut asma Allah,
jika masih berwatak suka mengingkari asmaNYA.
Kadang-kadang pula mereka berharap pahala.
Solatnya saja belum tentu dihargai oleh Allah,
tetapi tanpa segan silu meminta balasan …
Pelik!
Monday, August 11, 2014
Siri Belajar Tasawuf 5. Adakah ibadahnya orang khusus itu adalah kehendak Allah?
Adakah ibadahnya orang khusus itu adalah kehendak Allah?
Benar!
Mereka mempunyai kejernihan akal budi.
Memiliki kebersihan jiwa dan ilmu.
Solat lima waktu dan
berzikir
merupakan kehendak
yang sangat dalam.
Bukan kehendak nafsunya,
namun kehendak Allah.
Semangatnya sedemikian besar.
Mereka solat tdak mengharapkan pahala,
tetapi merupakan suatu kewajiban diri dan
pengabdian.
Badan haluslah yang mendorong untuk menjalankan.
Benar!
Mereka mempunyai kejernihan akal budi.
Memiliki kebersihan jiwa dan ilmu.
Solat lima waktu dan
berzikir
merupakan kehendak
yang sangat dalam.
Bukan kehendak nafsunya,
namun kehendak Allah.
Semangatnya sedemikian besar.
Mereka solat tdak mengharapkan pahala,
tetapi merupakan suatu kewajiban diri dan
pengabdian.
Badan haluslah yang mendorong untuk menjalankan.
Monday, August 4, 2014
Siri Belajar Tasawuf 4. Apakah kehendak seseorang itu kerana kemauan Allah?
Apakah kehendak seseorang itu kerana kemauan Allah?
Untuk sampai pada jawaban itu,
kita harus membezakan seseorang mana.
Manusia itu dibezakan mengikut beberapa tingkatan.
Ada yang awam,
ada yang khusus
Orang awam hanya beribadah secara Syariat,
tanpa dapat memelihara kalbu,
maka ia masih jauh bisa berhubungan dengan Allah.
Sedangkan orang-orang Khusus
termasuk para Nabi, Rasul dan waliyullah,
mereka beribadah secara khusus
Bahkan sampai pula pada tingkatan hakikat.
Kalau kalbunya sudah bersih dari duniawi dan
menyatu dengan cahaya Ilahi,
maka kehendak dan
kemauannya itu berasal dari Allah.
Perbuatannya adalah perbuatan Allah.
Maka jangan hairan jika ada orang yang diberi karomah
sehingga segala cakapnya menjadi nyata
Untuk sampai pada jawaban itu,
kita harus membezakan seseorang mana.
Manusia itu dibezakan mengikut beberapa tingkatan.
Ada yang awam,
ada yang khusus
Orang awam hanya beribadah secara Syariat,
tanpa dapat memelihara kalbu,
maka ia masih jauh bisa berhubungan dengan Allah.
Sedangkan orang-orang Khusus
termasuk para Nabi, Rasul dan waliyullah,
mereka beribadah secara khusus
Bahkan sampai pula pada tingkatan hakikat.
Kalau kalbunya sudah bersih dari duniawi dan
menyatu dengan cahaya Ilahi,
maka kehendak dan
kemauannya itu berasal dari Allah.
Perbuatannya adalah perbuatan Allah.
Maka jangan hairan jika ada orang yang diberi karomah
sehingga segala cakapnya menjadi nyata
Monday, July 28, 2014
Siri Belajar Tasawuf 3. Allah tidak memerlukan sesuatu?
Allah tidak memerlukan sesuatu?
Benar Allah tidak memerlukan sesuatu.
Karena itu jika kalian hidup tanpa memerlukan sesuatu, tanpa perlukan harta benda, tanpa perlu organisasi, tanpa harapkan pujian, maka kita akan merasakan hidup yang sesungguhnya. Kalian akan seolah-olah memiliki sifat Allah tersebut.
Kalau manusia menghindari sesuatu dan merasa tidak memerlukan apapun, apakah akhirnya dapat disamakan dengan Allah?
Tidak! walaupun manusia hidup tanpa bergantung sama sekali kepada duniawi, namun ia tetap berbeda dengan Allah. Tidak mampu disamakan dengan Tuhan. Allah adalah pencipta dan kita adalah yang diciptakan.
Allah berdiri sendiri, tanpa memerlukan bantuan.
Hidupnya tanpa roh,
tidak merasa sakit dan kesedihan,
Allah muncul sekehendaknya.
Benar Allah tidak memerlukan sesuatu.
Karena itu jika kalian hidup tanpa memerlukan sesuatu, tanpa perlukan harta benda, tanpa perlu organisasi, tanpa harapkan pujian, maka kita akan merasakan hidup yang sesungguhnya. Kalian akan seolah-olah memiliki sifat Allah tersebut.
Kalau manusia menghindari sesuatu dan merasa tidak memerlukan apapun, apakah akhirnya dapat disamakan dengan Allah?
Tidak! walaupun manusia hidup tanpa bergantung sama sekali kepada duniawi, namun ia tetap berbeda dengan Allah. Tidak mampu disamakan dengan Tuhan. Allah adalah pencipta dan kita adalah yang diciptakan.
Allah berdiri sendiri, tanpa memerlukan bantuan.
Hidupnya tanpa roh,
tidak merasa sakit dan kesedihan,
Allah muncul sekehendaknya.
Monday, July 21, 2014
Tasawuf 2. Apakah hakikat kudrat?
Apakah hakikat kudrat?
Kudrat adalah kekuasaan pribadi Allah swt. Tak ada yang menyamainya. KekuatanNya tanpa sarana. KehadiranNya berasal dari ketiadaan, luar dan dalam tiada berbeda. Tidak dapat ditafsirkan.
Jika kita menghendaki sesuatu maka pasti kita rencanakan dan pasti kita fikirkan berulang-ulang. Itupun sering kali menyimpang dari yang dirancang.
Namun Allah tidak demikian, bila menghendaki sesuatu tak perlu dipersoalkan terlebih dahulu.
Kudrat adalah kekuasaan pribadi Allah swt. Tak ada yang menyamainya. KekuatanNya tanpa sarana. KehadiranNya berasal dari ketiadaan, luar dan dalam tiada berbeda. Tidak dapat ditafsirkan.
Jika kita menghendaki sesuatu maka pasti kita rencanakan dan pasti kita fikirkan berulang-ulang. Itupun sering kali menyimpang dari yang dirancang.
Namun Allah tidak demikian, bila menghendaki sesuatu tak perlu dipersoalkan terlebih dahulu.
Monday, July 14, 2014
Tasawuf 1. Apakah wujud dari Tuhan itu?
Apakah wujud dari Tuhan itu?
Dia tidak nyata dan tidak berbentuk. Tidak terlihat oleh mata. Sedangkan alam dan segala isinya merupakan cerminan dari wujud Allah yang tampak.
Seseorang boleh meyakini adanya Allah karena ia melihat pancaran wujudNya melalui jagat raya ini. Allah tidak berawal dan berakhir, memiliki sifat langgang, tak mengalami perubahan sedikitpun. Allah berada di mana-mana, bukan ini dan bukan itu.
Dia berbeza dengan segala wujud barang baru yang ada di dunia.
Dia tidak nyata dan tidak berbentuk. Tidak terlihat oleh mata. Sedangkan alam dan segala isinya merupakan cerminan dari wujud Allah yang tampak.
Seseorang boleh meyakini adanya Allah karena ia melihat pancaran wujudNya melalui jagat raya ini. Allah tidak berawal dan berakhir, memiliki sifat langgang, tak mengalami perubahan sedikitpun. Allah berada di mana-mana, bukan ini dan bukan itu.
Dia berbeza dengan segala wujud barang baru yang ada di dunia.
Sunday, July 13, 2014
Pageviews 14.07.2014
Malaysia 4,469
United States 1,165
Germany 335
Indonesia 257
Russia 215
France 73
China 51
Canada 48
United Kingdom 35
Singapore 34
United States 1,165
Germany 335
Indonesia 257
Russia 215
France 73
China 51
Canada 48
United Kingdom 35
Singapore 34
Popular Posts 14.Julai 2014
-
Terdapat 27 kesalahan dalam bacaan al-fatihah kita. Mari kita perbetulkan bacaan al-Fatihah kita. Sumber: [http://dlabellaz.blogspot.com/...
-
Nama Program/Majlis MAJLIS BERBUKA PUASA BERSAMA YB DATO’ SH MOHAMED PUZI B. SH ALI ADUN PERAMU JAYA PEKAN DAN PENYAMPAIAN SUMBANGAN SEMPEN...
-
LAPORAN AKTIVITI OKTOBER 2012 MASJID AN-NUR KG. KETAPANG HILIR Nama Program Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1 Tarikh Diadakan 13/10/2012 (...
-
01. Dari ‘Aisyah ra., "Aku tidak lihat Rasulullah saw. selepas solat melainkan baginda meminta perlindungan daripada azab kubur”. (...
-
01. Pucuk paku di dalam perahu, Perahunya datang dari seberang, Carilah AKU di dalam AKU, AKU ada di dalam terang... .. 02. BISM...
-
Ahli Korporat, para dermawan dan orang perseorangan adalah dipelawa bersama menaja program berikut bagi tujuan ibadah dan dakwah untuk tahun...
-
Nama Program Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1 Tarikh Diadakan 13/10/2012 ( Sabtu ) 8.30 malam-11.00 malam TempatDiadakan Perkaranga...
-
Arwah Mat Dan b Pilus Diucapkan salam takziah kepada keluarga allahyarham Mad Dan bin Pilus. Arwah telah meninggal dunia pada 13.03.2...
-
01. Al-Quran adalah Kitabullah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Al-Quran adalah senjata yang penuh dengan rahmat, ia...
-
Tarikh 23 April telah dipilih sebagai hari Sambutan Hari Buku dan Hakcipta Sedunia. tarikh ini telah dipilih oleh Pertubuhan Pendidikan, s...
Fungsi masjid pada zaman Rasulullah saw
MASJID adalah rumah Allah untuk beribadat kerana itu kesucian dan
kemuliaannya hendaklah dipelihara. Segala amalan atau perkara yang
dianggap boleh mencemarkan kesucian dan kemuliaan masjid tidak boleh
dilakukan di dalam masjid.
Masjid juga bukan untuk tatapan dan ibadat sembahyang pada hari dan waktu tertentu saja. Sebaliknya, ia adalah pusat dan nadi kegiatan ummah, sama ada dari segi kerohanian atau keduniaan seperti kegiatan yang menyentuh perhubungan antara manusia dan pencipta (Allah). Begitu juga, perhubungan manusia sesama mereka sendiri dalam menguruskan hal ehwal keagamaan, ekonomi, sosial, keilmuan dan pentadbiran negara. Ia adalah tempat melaksanakan segala kegiatan manusia yang mencerminkan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.
Al-Quran menjelaskan fungsi masjid di dalam firman-Nya yang bermaksud: "Nur hidayah petunjuk Allah bersinar dengan nyata (terutama sekali) di masjid sebagai tempat ibadat yang diperintah oleh Allah supaya dimuliakan dan disebut serta diperingat nama Allah padanya; di situ juga dikerjakan ibadat memuji Allah pada waktu pagi dan petang. (Ibadat dikerjakan oleh) orang yang kuat imannya, yang tidak dilalaikan oleh perniagaan atau berjual beli daripada menyebut serta mengingati Allah dan mendirikan solat serta mengeluarkan zakat; mereka takut hari (kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan." – (surah Al-Nur, ayat 36-37)
Dalam ayat berkenaan, tasbih atau zikir bukan hanya bererti mengucapkan subhanallah saja, melainkan lebih luas lagi, sesuai dengan makna yang dicakupi oleh perkataan berkenaan serta konteksnya. Sedangkan erti dan konteks berkenaan dapat disimpulkan sebagai takwa.
Kalau dikaji dari segi bentuk fizikal masjid pada zaman Rasulullah, ternyata sifatnya tidak seperti sifat masjid yang dibina di negeri umat Islam pada masa kini. Pada zaman itu, masjid didirikan daripada pelepah tamar dan atapnya daripada daun kurma dan apabila sujud debu melekat pada dahi.
Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah, langkah pertama yang baginda lakukan ialah membina masjid. Masjid pertama yang dibina oleh Rasulullah ialah Masjid Quba. Masjid ini didirikan secara bergotong-royong di atas sebidang tanah kepunyaan dua anak yatim. Keadaan masjid itu sangat sederhana, dikelilingi tembok batu bata yang diperbuat daripada tanah liat dan berlantaikan pasir (Shalaby, Ahmad. Perbandingan Agama Islam hlm: 77)
Ini disusuli pembinaan Masjid Nabawi di Madinah. Jelasnya kedua-dua masjid itu dibina atas dasar ketakwaan sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah: "Janganlah engkau sembahyang di masjid itu (yang dibina oleh orang munafik) selama-lamanya kerana sesungguhnya Masjid Quba yang didirikan atas dasar takwa dari mula (wujudnya), (maka) sudah sepatutnya engkau sembahyang padanya..."– (Surah Al-Taubah, ayat 108).
Setiap masjid seharusnya memiliki landasan dan fungsi berkenaan. Itulah sebabnya Rasulullah meruntuhkan bangunan kaum munafik yang juga disebut sebagai masjid dan menjadikan lokasi itu tempat membuang sampah-sarap. Ini kerana bangunan itu tidak menjalankan fungsi masjid yang sebenarnya iaitu ketakwaan.
Masjid tidak dilihat dari segi peranannya yang khusus saja, malah dari segi pembangunan dan perkembangan ummah seperti yang pernah dilakukan pada zaman Rasulullah dan sahabat.
Di antara fungsi masjid pada zaman Rasulullah ialah:
l Tempat ibadat, terutama sembahyang berjemaah.
l Tempat pembentukan peribadi umat Islam atau dalam erti kata lain masjid adalah pusat pendidikan Islam.
l Pusat perkembangan ilmu pengetahuan kerana masjid tempat ilmu pengetahuan disampaikan baik dalam bidang akidah, syariat dan akhlak.
l Tempat wahyu diturunkan dan sebagai tempat wahyu disampaikan kepada sahabat.
l Pusat kegiatan kesusasteraan dan persuratan Islam. Ada sahabat yang menyampaikan syairnya dalam masjid.
l Pusat kegiatan sosial dan kehakiman dalam perkara yang berkaitan dengan nikah kahwin dan penyelesaian masalah umat Islam.
l Tempat letaknya Baitulmal negara.
l Tempat persinggahan musafir dan tempat menyambut tetamu.
l Lambang persaudaraan dan perpaduan umat Islam kerana setiap hari lima kali umat Islam bertemu dengan tujuan yang sama tanpa mengira kedudukan dan keturunan.
l Tempat membuat perisytiharan kepada umat termasuk perisytiharan pelantikan khalifah (Abu Shuhbah, al-Sirat Nabawiyyat Fi al- Qur'an Wa al-Sunnat jld: 2 hlm: 31).
Antara sebab masjid pada zaman silam mampu berperanan sedemikian luas ialah:
l Keadaan masyarakat yang bersatu padu dan berpegang teguh kepada nilai keagamaan dan kebudayaan.
l Kemampuan pembina masjid menghubungkan aspek sosial dan keperluan masyarakat dengan kegiatan masjid.
l Manifestasi pemerintahan terlaksana di dalam masjid.
Di sesetengah masjid di negara ini, fungsi dan peranan masjid sebagaimana pada zaman keagungan Islam dulu tidak lagi dilaksanakan.
Namun ia tidak bererti bahawa institusi masjid tidak mampu berperanan dalam hal berkenaan.
Dalam muktamar Risalah al-Masjid di Makkah pada 1975, soal peranan dan fungsi masjid dibincang dan disepakati bahawa masjid boleh berperanan dengan baik apabila memiliki peralatan dan ruangan yang memadai untuk:
l Ruang solat yang memenuhi beberapa syarat keluasannya.
l Ruang khusus untuk wanita yang memudahkan mereka untuk keluar masuk masjid tanpa bercampur gaul dengan lelaki. Ini termasuk ruang solat dan pendidikan.
l Ruang bagi sebarang pertemuan dan bilik perpustakaan.
l Ruang klinik dan ruang untuk memandi dan mengkafankan jenazah; dan
l Ruang untuk beriadah bagi remaja Islam.
Semua perkara ini harus diwarnai dengan keadaan fizikal bangunan masjid, namun semestinya melaksanakan peranan masjid sebagaimana yang disebutkan di atas. (Quraisy Shihab, Wawasan al-Qur'an hlm: 463).
Masjid adalah rumah Allah untuk beribadat kerana kesucian dan kemuliaannya hendaklah dipelihara. Segala amalan atau perkara yang dianggap boleh mencemarkan kesucian dan kemuliaan masjid tidak boleh dilakukan di dalam masjid.
Rujuk: bicaramuslim.com
Masjid juga bukan untuk tatapan dan ibadat sembahyang pada hari dan waktu tertentu saja. Sebaliknya, ia adalah pusat dan nadi kegiatan ummah, sama ada dari segi kerohanian atau keduniaan seperti kegiatan yang menyentuh perhubungan antara manusia dan pencipta (Allah). Begitu juga, perhubungan manusia sesama mereka sendiri dalam menguruskan hal ehwal keagamaan, ekonomi, sosial, keilmuan dan pentadbiran negara. Ia adalah tempat melaksanakan segala kegiatan manusia yang mencerminkan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.
Al-Quran menjelaskan fungsi masjid di dalam firman-Nya yang bermaksud: "Nur hidayah petunjuk Allah bersinar dengan nyata (terutama sekali) di masjid sebagai tempat ibadat yang diperintah oleh Allah supaya dimuliakan dan disebut serta diperingat nama Allah padanya; di situ juga dikerjakan ibadat memuji Allah pada waktu pagi dan petang. (Ibadat dikerjakan oleh) orang yang kuat imannya, yang tidak dilalaikan oleh perniagaan atau berjual beli daripada menyebut serta mengingati Allah dan mendirikan solat serta mengeluarkan zakat; mereka takut hari (kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan." – (surah Al-Nur, ayat 36-37)
Dalam ayat berkenaan, tasbih atau zikir bukan hanya bererti mengucapkan subhanallah saja, melainkan lebih luas lagi, sesuai dengan makna yang dicakupi oleh perkataan berkenaan serta konteksnya. Sedangkan erti dan konteks berkenaan dapat disimpulkan sebagai takwa.
Kalau dikaji dari segi bentuk fizikal masjid pada zaman Rasulullah, ternyata sifatnya tidak seperti sifat masjid yang dibina di negeri umat Islam pada masa kini. Pada zaman itu, masjid didirikan daripada pelepah tamar dan atapnya daripada daun kurma dan apabila sujud debu melekat pada dahi.
Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah, langkah pertama yang baginda lakukan ialah membina masjid. Masjid pertama yang dibina oleh Rasulullah ialah Masjid Quba. Masjid ini didirikan secara bergotong-royong di atas sebidang tanah kepunyaan dua anak yatim. Keadaan masjid itu sangat sederhana, dikelilingi tembok batu bata yang diperbuat daripada tanah liat dan berlantaikan pasir (Shalaby, Ahmad. Perbandingan Agama Islam hlm: 77)
Ini disusuli pembinaan Masjid Nabawi di Madinah. Jelasnya kedua-dua masjid itu dibina atas dasar ketakwaan sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah: "Janganlah engkau sembahyang di masjid itu (yang dibina oleh orang munafik) selama-lamanya kerana sesungguhnya Masjid Quba yang didirikan atas dasar takwa dari mula (wujudnya), (maka) sudah sepatutnya engkau sembahyang padanya..."– (Surah Al-Taubah, ayat 108).
Setiap masjid seharusnya memiliki landasan dan fungsi berkenaan. Itulah sebabnya Rasulullah meruntuhkan bangunan kaum munafik yang juga disebut sebagai masjid dan menjadikan lokasi itu tempat membuang sampah-sarap. Ini kerana bangunan itu tidak menjalankan fungsi masjid yang sebenarnya iaitu ketakwaan.
Masjid tidak dilihat dari segi peranannya yang khusus saja, malah dari segi pembangunan dan perkembangan ummah seperti yang pernah dilakukan pada zaman Rasulullah dan sahabat.
Di antara fungsi masjid pada zaman Rasulullah ialah:
l Tempat ibadat, terutama sembahyang berjemaah.
l Tempat pembentukan peribadi umat Islam atau dalam erti kata lain masjid adalah pusat pendidikan Islam.
l Pusat perkembangan ilmu pengetahuan kerana masjid tempat ilmu pengetahuan disampaikan baik dalam bidang akidah, syariat dan akhlak.
l Tempat wahyu diturunkan dan sebagai tempat wahyu disampaikan kepada sahabat.
l Pusat kegiatan kesusasteraan dan persuratan Islam. Ada sahabat yang menyampaikan syairnya dalam masjid.
l Pusat kegiatan sosial dan kehakiman dalam perkara yang berkaitan dengan nikah kahwin dan penyelesaian masalah umat Islam.
l Tempat letaknya Baitulmal negara.
l Tempat persinggahan musafir dan tempat menyambut tetamu.
l Lambang persaudaraan dan perpaduan umat Islam kerana setiap hari lima kali umat Islam bertemu dengan tujuan yang sama tanpa mengira kedudukan dan keturunan.
l Tempat membuat perisytiharan kepada umat termasuk perisytiharan pelantikan khalifah (Abu Shuhbah, al-Sirat Nabawiyyat Fi al- Qur'an Wa al-Sunnat jld: 2 hlm: 31).
Antara sebab masjid pada zaman silam mampu berperanan sedemikian luas ialah:
l Keadaan masyarakat yang bersatu padu dan berpegang teguh kepada nilai keagamaan dan kebudayaan.
l Kemampuan pembina masjid menghubungkan aspek sosial dan keperluan masyarakat dengan kegiatan masjid.
l Manifestasi pemerintahan terlaksana di dalam masjid.
Di sesetengah masjid di negara ini, fungsi dan peranan masjid sebagaimana pada zaman keagungan Islam dulu tidak lagi dilaksanakan.
Namun ia tidak bererti bahawa institusi masjid tidak mampu berperanan dalam hal berkenaan.
Dalam muktamar Risalah al-Masjid di Makkah pada 1975, soal peranan dan fungsi masjid dibincang dan disepakati bahawa masjid boleh berperanan dengan baik apabila memiliki peralatan dan ruangan yang memadai untuk:
l Ruang solat yang memenuhi beberapa syarat keluasannya.
l Ruang khusus untuk wanita yang memudahkan mereka untuk keluar masuk masjid tanpa bercampur gaul dengan lelaki. Ini termasuk ruang solat dan pendidikan.
l Ruang bagi sebarang pertemuan dan bilik perpustakaan.
l Ruang klinik dan ruang untuk memandi dan mengkafankan jenazah; dan
l Ruang untuk beriadah bagi remaja Islam.
Semua perkara ini harus diwarnai dengan keadaan fizikal bangunan masjid, namun semestinya melaksanakan peranan masjid sebagaimana yang disebutkan di atas. (Quraisy Shihab, Wawasan al-Qur'an hlm: 463).
Masjid adalah rumah Allah untuk beribadat kerana kesucian dan kemuliaannya hendaklah dipelihara. Segala amalan atau perkara yang dianggap boleh mencemarkan kesucian dan kemuliaan masjid tidak boleh dilakukan di dalam masjid.
Rujuk: bicaramuslim.com
Peranan dan Fungsi Masjid Melalui Majlsi Ilmu
TEKS KHUTBAH JUMAAT MASJID
TARIKH BACAAN : 16 SYAWAL 1421H / 12 JANUARI 2001M
TAJUK : PENGIMARAHAN MASJID MELALUI MAJLIS ILMU
Sidang jumaat yang berbahagia,
Apabila kita menyingkap sejarah perkembangan kegemilangan umat Islam khususnya di zaman baginda Rasulullah s.a.w. , masjid merupakan pusat ibadat, muamalat, penyebaran Islam, pemerintahan dan pentadbiran. Masjid juga menjadi pusat pembentukan keperibadian insan serta kegiatan yang dapat memberikan faedah serta mendatangkan manfaat kepada Islam dan penganutnya.
Masjid merupakan lambang syiar Islam dan kedaulatan, ia merupakan pusat yang menghubungkan manusia sesama manusia dan hubungan manusia bersama penciptanya. Rasulullah s.a.w. mengambil langkah yang berkesan bagi meluaskan fungsi dan peranan masjid bagi mewujudkan perpaduan yang kukuh dikalangan umat Islam di Madinah dengan meletakkan dasar ketakwaan di dalam kehidupan mereka.
Firman Allah subhanahua ta’ala dalam surah At-Taubah ayat 108 yang bermaksud : ‘ Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa ( Masjid Kuba’) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang yang ingin membersihkan diri dan Allah menyukai orang-orang yang bersih’ .
Sidang jumaat yang dihormati sekalian,
Sekiranya kita memperhatikan dan melihat bahawa fungsi dan peranan masjid hari ini tidak lebih daripada tempat ibadat semata-mata. Fungsi dan peranannya disempitkan dan dikecilkan seolah-olah masjid tidak mampu menggerakkan aktiviti kemasyarakatan di kariah masing-masing. Di dalam keadaan begini masyarakat mestilah disenaraikan dengan memberikan bimbingan terhadap ilmu supaya dengan ilmu yang mereka ada umat Islam dapat dimartabatkan dan Islam dapat diletakkan dimercunya.
Sidang jumaat yang dimuliakan,
Islam telah menggariskan konsep dan sifat-sifat bagi mereka yang dapat mengimarahkan masjid berdasarkan firman Allah dalam surah At- Taubah ayat 18 :
Yang bermaksud : ‘ Bahawa orang yang memakmurkan masjid Allah ialah orang-orang yang beriman dan hari akhirat, serta tetap mendirikan solat, menunaikan zakat dan tidak takut ( kepada sesiapa ) selain dari Allah maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Bertolak dari ayat di atas memakmurkan masjid merupakan perkara penting di dalam masyarakat bagi melahirkan kelompok manusia yang bersifat takwa bagi memenuhi tuntutan ayat tersebut.
Sidang jumaat yang berbahagia,
Bagi mengembalikan fungsi dan peranan masjid kita memerlukan kepada kesepakatan dan semangat untuk benar-benar mendukung kemakmuran masjid. Di antara perkara-perkara yang perlu dilakukan ialah satu usaha untuk memberikan ilmu pengetahuan yang berguna kepada masyarakat. Ini boleh dilakukan dengan mengadakan majlis-majlis ilmu untuk memberikan kesedaran dan kefahaman bagi mengembalikan kekuatan umat bahawa betapa pentingnya ilmu buat mereka. Firman Allah subhanahua ta’ala dalam surah Az-Zumar
ayat 9.
Maksudnya : ‘ …Adakah sama orang yang mempunyai ilmu dan orang yang tidak mempunyai ilmu…’
Sidang jumaat yang dirahmati Allah,
Bagi mencapai tujuan dan hasrat di atas adalah dicadangkan beberapa program yang dirancangkan untuk dilaksanakan seperti program tahunan, bulanan, harian dan berbagai program tahunan yang dicadangkan adalah merupakan program yang biasa dilaksanakan di masjid-masjid kariah seperti Maal-Hijrah, Maulidur Rasul s.a.w., Majlis Khatam Al-Quran dan program membudayakan Al-Quran, Majlis Isra’ dan Mikraj, program korban dan berbagai program lagi yang boleh
disumbang dan disusun atur oleh jawatankuasa masjid. Manakala program bulanan, pengisiannya boleh dibuat dengan mengadakan Qiamullail, majlis
membaca kitab berzanji, ceramah bulanan dimana jawatankuasa masjid boleh menjemput wakil jabatan-jabatan kerajaan seperti badan pencegah rasuah, jabatan kerja raya, pejabat tanah, pejabat pendaftaran dan lain untuk menerangkan tugas dan peranan pejabat masing-masing kepada masyarakat.
Manakala program mingguan boleh disusun seperti mengadakan majlis bacaan Yassin dan tafsirannya, kelas pengajian Al-Quran dan kelas takmir masjid. Program membudayakan Al-Quran, kelas-kelas bimbingan pelajar-pelajar sekolah dan kelas untuk golongan wanita. Manakala program harian yang paling penting dapat dilakukan solat waktu secara berjemaah dan dapat diadakan program membudayakan Al-Quran setiap selepas solat waktu. Manakala program berkala boleh disusun atur seperti mengadakan ceramah agama, forum, kursus haji, pengurusan jenazah, pengurusan dan pentadbiran masjid dan bermacam-macam program yang telah diatur oleh jawatankuasa masjid.
Kesemuanya ini untuk memenuhi tuntutan hadis nabi s.a.w. yang bermaksud : ‘Barangsiapa yang menghendaki dunia hendaklah ia mempunyai ilmu dan barangsiapa yang menghendaki akhirat, hendaklah ia mempunyai ilmu dan barangsiapa yang menghendaki kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah ia mempunyai ilmu’.
Sidang jumaat yang dikasihi,
Sekiranya kita berjaya mengembalikan peranan dan fungsi masjid secara berkesan, cekap dan berkualiti (berkualiti) pastinya masyarakat Islam dapat melihat dan mengecapi suasana kehidupan yang harmoni. Manakala perpaduan masyarakat dan pengembangan dakwah Islam secara menyeluruh bagi memperkasa dan memartabatkan umat berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w. dapat dijayakan. Firman Allah dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 yang bermaksud : ‘ Allah meninggikan darjat orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) beberapa darjat.
Sumber: bicaramuslim.com
TARIKH BACAAN : 16 SYAWAL 1421H / 12 JANUARI 2001M
TAJUK : PENGIMARAHAN MASJID MELALUI MAJLIS ILMU
Sidang jumaat yang berbahagia,
Apabila kita menyingkap sejarah perkembangan kegemilangan umat Islam khususnya di zaman baginda Rasulullah s.a.w. , masjid merupakan pusat ibadat, muamalat, penyebaran Islam, pemerintahan dan pentadbiran. Masjid juga menjadi pusat pembentukan keperibadian insan serta kegiatan yang dapat memberikan faedah serta mendatangkan manfaat kepada Islam dan penganutnya.
Masjid merupakan lambang syiar Islam dan kedaulatan, ia merupakan pusat yang menghubungkan manusia sesama manusia dan hubungan manusia bersama penciptanya. Rasulullah s.a.w. mengambil langkah yang berkesan bagi meluaskan fungsi dan peranan masjid bagi mewujudkan perpaduan yang kukuh dikalangan umat Islam di Madinah dengan meletakkan dasar ketakwaan di dalam kehidupan mereka.
Firman Allah subhanahua ta’ala dalam surah At-Taubah ayat 108 yang bermaksud : ‘ Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa ( Masjid Kuba’) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang yang ingin membersihkan diri dan Allah menyukai orang-orang yang bersih’ .
Sidang jumaat yang dihormati sekalian,
Sekiranya kita memperhatikan dan melihat bahawa fungsi dan peranan masjid hari ini tidak lebih daripada tempat ibadat semata-mata. Fungsi dan peranannya disempitkan dan dikecilkan seolah-olah masjid tidak mampu menggerakkan aktiviti kemasyarakatan di kariah masing-masing. Di dalam keadaan begini masyarakat mestilah disenaraikan dengan memberikan bimbingan terhadap ilmu supaya dengan ilmu yang mereka ada umat Islam dapat dimartabatkan dan Islam dapat diletakkan dimercunya.
Sidang jumaat yang dimuliakan,
Islam telah menggariskan konsep dan sifat-sifat bagi mereka yang dapat mengimarahkan masjid berdasarkan firman Allah dalam surah At- Taubah ayat 18 :
Yang bermaksud : ‘ Bahawa orang yang memakmurkan masjid Allah ialah orang-orang yang beriman dan hari akhirat, serta tetap mendirikan solat, menunaikan zakat dan tidak takut ( kepada sesiapa ) selain dari Allah maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Bertolak dari ayat di atas memakmurkan masjid merupakan perkara penting di dalam masyarakat bagi melahirkan kelompok manusia yang bersifat takwa bagi memenuhi tuntutan ayat tersebut.
Sidang jumaat yang berbahagia,
Bagi mengembalikan fungsi dan peranan masjid kita memerlukan kepada kesepakatan dan semangat untuk benar-benar mendukung kemakmuran masjid. Di antara perkara-perkara yang perlu dilakukan ialah satu usaha untuk memberikan ilmu pengetahuan yang berguna kepada masyarakat. Ini boleh dilakukan dengan mengadakan majlis-majlis ilmu untuk memberikan kesedaran dan kefahaman bagi mengembalikan kekuatan umat bahawa betapa pentingnya ilmu buat mereka. Firman Allah subhanahua ta’ala dalam surah Az-Zumar
ayat 9.
Maksudnya : ‘ …Adakah sama orang yang mempunyai ilmu dan orang yang tidak mempunyai ilmu…’
Sidang jumaat yang dirahmati Allah,
Bagi mencapai tujuan dan hasrat di atas adalah dicadangkan beberapa program yang dirancangkan untuk dilaksanakan seperti program tahunan, bulanan, harian dan berbagai program tahunan yang dicadangkan adalah merupakan program yang biasa dilaksanakan di masjid-masjid kariah seperti Maal-Hijrah, Maulidur Rasul s.a.w., Majlis Khatam Al-Quran dan program membudayakan Al-Quran, Majlis Isra’ dan Mikraj, program korban dan berbagai program lagi yang boleh
disumbang dan disusun atur oleh jawatankuasa masjid. Manakala program bulanan, pengisiannya boleh dibuat dengan mengadakan Qiamullail, majlis
membaca kitab berzanji, ceramah bulanan dimana jawatankuasa masjid boleh menjemput wakil jabatan-jabatan kerajaan seperti badan pencegah rasuah, jabatan kerja raya, pejabat tanah, pejabat pendaftaran dan lain untuk menerangkan tugas dan peranan pejabat masing-masing kepada masyarakat.
Manakala program mingguan boleh disusun seperti mengadakan majlis bacaan Yassin dan tafsirannya, kelas pengajian Al-Quran dan kelas takmir masjid. Program membudayakan Al-Quran, kelas-kelas bimbingan pelajar-pelajar sekolah dan kelas untuk golongan wanita. Manakala program harian yang paling penting dapat dilakukan solat waktu secara berjemaah dan dapat diadakan program membudayakan Al-Quran setiap selepas solat waktu. Manakala program berkala boleh disusun atur seperti mengadakan ceramah agama, forum, kursus haji, pengurusan jenazah, pengurusan dan pentadbiran masjid dan bermacam-macam program yang telah diatur oleh jawatankuasa masjid.
Kesemuanya ini untuk memenuhi tuntutan hadis nabi s.a.w. yang bermaksud : ‘Barangsiapa yang menghendaki dunia hendaklah ia mempunyai ilmu dan barangsiapa yang menghendaki akhirat, hendaklah ia mempunyai ilmu dan barangsiapa yang menghendaki kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah ia mempunyai ilmu’.
Sidang jumaat yang dikasihi,
Sekiranya kita berjaya mengembalikan peranan dan fungsi masjid secara berkesan, cekap dan berkualiti (berkualiti) pastinya masyarakat Islam dapat melihat dan mengecapi suasana kehidupan yang harmoni. Manakala perpaduan masyarakat dan pengembangan dakwah Islam secara menyeluruh bagi memperkasa dan memartabatkan umat berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w. dapat dijayakan. Firman Allah dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 yang bermaksud : ‘ Allah meninggikan darjat orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) beberapa darjat.
Sumber: bicaramuslim.com
Monday, July 7, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (24) Lagi tanda-tanda waqaf
Lagi tanda-tanda waqaf:
11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ )
sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas
12. tanda Laa ( ﻻ )
Jangan berhenti. Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat.
Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti
Jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak
13. tanda kaf ( ﻙ )
singkatan dari “Kadzaalik”
bermakna “serupa”.
Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul
14. tanda bertitik tiga ( … …)
Waqaf Muraqabah
atau
Waqaf Ta’anuq (Terikat).
Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut.
Jika sudah berhenti pada tanda pertama
Tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Monday, June 30, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (23) Lagi tanda-tanda waqaf:
Lagi tanda-tanda waqaf:
5. tanda sad ( ﺹ )
Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna.
Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad
6. tanda sad-lam-ya’ ( ﺻﻠﮯ )
singkatan dari “Al-washl Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ﻕ )
singkatan dari “Qiila alayhil waqf” yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan
8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ )
singkatan dari “Qad yuushalu” yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan
9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ )
berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti
10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ )
berhenti seketika tanpa mengambil napas.
Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Monday, June 23, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (22) Lagi tanda-tanda waqaf
Lagi tanda-tanda waqaf:
1. Tanda mim ( مـ )
disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna.
Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2. tanda tho ( ﻁ )
tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
3.tanda jim ( ﺝ )
Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda zha ( ﻇ )
lebih baik tidak berhenti
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Monday, June 16, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (21) Waqaf
I. Waqaf (وقف)
Waqaf
dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan,
dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernafas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.
Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
waqaf sempurna- ﺗﺂﻡّ (taamm)
Mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya
waqaf memadai- ﻛﺎﻒ (kaaf)
Mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya
waqaf baik- ﺣﺴﻦ (Hasan)
Mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya
waqaf buruk- ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih)
Mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Monday, June 9, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (20) Qalqalah
H. Qalqalah
Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ) adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul.
Huruf qalqalah ada lima yaitu
qaf (ق),
tha (ط),
ba’ (ب),
jim (ج), dan
dal (د).
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
- Qalqalah kecil
Salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
- Qalqalah besar
Salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ
Monday, June 2, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (19) Hukum ra’
G. Hukum ra’
Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam bacaan.
Terdapat tiga cara yaitu
kasar atau tebal,
halus atau tipis,
dikasarkan dan ditipiskan.
Bacaan ra’ harus dikasarkan apabila:
1. Setiap ra’ yang berharakat atas atau fathah.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
2. Setiap ra’ yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
3. Ra’ berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
4. Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:
1. Setiap ra’ yang berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
2. Setiap ra’ yang sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
3. Ra’ mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
Bacaan ra’ yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ
Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu
kha’ (خ),
sod (ص),
dhad (ض),
tha (ط),
qaf (ق), dan
zha (ظ).
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Wednesday, May 28, 2014
Popular Posts 28.5.2014
-
Terdapat 27 kesalahan dalam bacaan al-fatihah kita. Mari kita perbetulkan bacaan al-Fatihah kita. Sumber: [http://dlabellaz.blogspot.com/...
-
LAPORAN AKTIVITI OKTOBER 2012 MASJID AN-NUR KG. KETAPANG HILIR Nama Program Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1 Tarikh Diadakan 13/10/2012 (...
-
01. Dari ‘Aisyah ra., "Aku tidak lihat Rasulullah saw. selepas solat melainkan baginda meminta perlindungan daripada azab kubur”. (...
-
Tarikh 23 April telah dipilih sebagai hari Sambutan Hari Buku dan Hakcipta Sedunia. tarikh ini telah dipilih oleh Pertubuhan Pendidikan, s...
-
01. Al-Quran adalah Kitabullah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Al-Quran adalah senjata yang penuh dengan rahmat, ia...
-
Nama Program Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1 Tarikh Diadakan 13/10/2012 ( Sabtu ) 8.30 malam-11.00 malam TempatDiadakan Perkaranga...
-
MISI Menjadi sebuah institusi utama dan terpenting dalam memimpin, memandu dan membangunkan umat khususnya daripada aspek ibadah, keilmuan, ...
-
01. Pucuk paku di dalam perahu, Perahunya datang dari seberang, Carilah AKU di dalam AKU, AKU ada di dalam terang... .. 02. BISM...
-
KETUA: HJ MOHAMAD NOR BIN AB RAHMAN PENOLONG: EN AYOB BIN ABDULLAH SKOP TUGASAN Memantau Tugas-Tugas Tukang Kebun ...
-
Ceramah sempena Maulidur rasul disampaikan oleh penceramah jemputan khas Al fadhil Ustaz Hamdan Yusi b. Yusof. 01. Wahai sekalian saud...
Monday, May 26, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (18) Hukum mad
F. Hukum mad
Mad yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan.
Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad.
Terdapat dua bagian mad, yaitu
mad asli dan mad far’i.
Terdapat tiga huruf mad yaitu
alif,
wau, dan
ya’
huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah.
Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.
Monday, May 19, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (17) Hukum idgham
E. Hukum idgham
Idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain.
Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya.
Terdapat tiga jenis idgham:
- Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan.
Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
- Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ – yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal.
Contoh:
ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
- Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha.
Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ
Monday, May 12, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (16) Hukum alif lam ma’rifah
D. Hukum alif lam ma’rifah
Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata yang bermakna nama atau isim.
Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu
qamariah dan syamsiah.
A- Alif lam qamariah ialah
lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti:
alif/hamzah(ء),
ba’ (ب),
jim (ج),
ha’ (ح),
kha’ (خ),
‘ain (ع),
ghain (غ),
fa’ (ف),
qaf (ق),
kaf (ك),
mim (م),
wau (و),
ha’ (ﮬ) dan
ya’ (ي).
Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
B- Alif lam syamsiah ialah
lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti:
ta’ (ت),
tha’ (ث),
dal (د),
dzal (ذ),
ra’ (ر),
zai (ز),
sin (س),
syin (ش),
sod (ص),
dhod (ض),
tho (ط),
zho (ظ),
lam (ل) dan
nun (ن).
Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari.
Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.
Monday, May 5, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (15) Hukum mim dan nun tasydid
C. Hukum mim dan nun tasydid
Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai
wajib al-ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ)
yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan.
Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan.
Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda
syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh:
ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ
Thursday, May 1, 2014
Pageviews by Countries 2.5.2014
Malaysia 4117
United States 1038
Germany 296
Indonesia 234
Russia 194
France 73
China 48
Canada 45
United Kingdom 33
Brunei 25
United States 1038
Germany 296
Indonesia 234
Russia 194
France 73
China 48
Canada 45
United Kingdom 33
Brunei 25
Monday, April 28, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (14) Jenis hukum mim mati
Hukum mim mati memiliki 3 jenis, yang diantaranya adalah :
1. Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.
Contoh: (فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)
2. Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
3. Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
Monday, April 21, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (13) Hukum mim mati
B. Hukum mim mati
Selain hukum nun mati dan tanwin ada pula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca Al-Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan huruf mim mati (مْ) yang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu.
Contoh bacaan diatas diambil dari (QS: Al-Mu’minun :55-59) yang diberi tanda warna (biru : ikhfa syafawi), ( merah : idgham mimi), (hijau : izhar syafawi).
Belajar Tajwid Al-Quran (12) Ikhfa’ haqiqi
5. Ikhfa’ haqiqi
Jika nan mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti
ta’(ت),
tha’ (ث),
jim (ج),
dal (د),
dzal (ذ),
zai (ز),
sin (س),
syin (ش),
sod (ص),
dhod (ض),
tho (ط),
zho (ظ),
fa’ (ف),
qof (ق), dan
kaf (ك),
maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ
Monday, April 14, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (11) Iqlab
4. Iqlab
Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf
ba’ (ب).
Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berbah menjadi bunyi mim (م).
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Monday, April 7, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (10) Idgham Bilaghunnah
3. Idgham Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti
ra’ (ر) dan
lam (ل),
maka ia harus dibaca lebur tanpa dengung.
Contoh: مَنْ لَمْ harus dibaca Mal lam
Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata,
seperti بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ,
maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas.
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Wednesday, April 2, 2014
Jom Baca Bersama untuk 10 minit 2014 (LET'S READ TOGATHER FOR 10 MINUTES 2014)
Tarikh 23 April telah dipilih sebagai hari Sambutan Hari Buku dan
Hakcipta Sedunia. tarikh ini telah dipilih oleh Pertubuhan Pendidikan,
sainstifik dan kebudayaan, Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu.. Ianua
adalah bertujuan untuk memertabatkan buku sebagai sumber pengatahuan.
dalam era terkologi yang semakin maju, buku perlu diletakkan ditempat
yang sewajarnya supaya terus bersesuan dengan era ini.
Untuk menyokong sambutan ini, program JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) akan diadakan di seluruh Malaysia bersama Perpustakaan Awam Negeri-Negeri Se-Malaysia.
Program ini adalah pengisian program gerakan membaca yang dijalankan setiap tahun. Usaha berterusan ini adalah bagi membentuk masyarakat ke arah membudayakan tabiat membaca.
Kesemua perpustakaan awam negeri bersetuju untuk melaksanakan JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) secara serentak pada hari, tarikh dan masa yang sama. Tarikh 22 April 2014 jam 10.00 hingga 10.10 pagi telah dipilih sebagai tarikh dan waktunya.
Konsep JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) diilhamkan daripada sambutan Earth Hour.
Melalui program JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) semua peserta tanpa mengira apa jua latarbelakang, pekerjaan atau aktiviti yang sedang dilakukan akan sama-sama berhenti sebentar dan membaca selama 10 minit secara serentak.
Pelaksanaan program JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) diharapkan dapat memupuk minat membaca di kalangan rakyat Malaysia sekaligus menjadikan Perpustakaan Awam Negeri-negeri Se-Malaysia relevan dengan keperluan masyarakat.
JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) merupakan inisiatif membaca di perpustakaan awam negeri bersama Majlis Pengarah-Pengarah Perpustakaan Awam Se-Malaysia (MPAM).
Usaha ini akan dijalankan dengan sokongan sekolah rendah, sekolah menengah, IPTA/IPTS, Jabatan kerajaan, NGO dan individu yang berminat.
MARILAH KITA MEMBACA SERENTAK PADA:
Tarikh: 22 April 2014
Hari: Selasa
Masa mula: 10.00 pagi
Masa tamat: 10.10 pagi
Tempoh masa: 10 minit.
Bahan bacaan: apa-apa bahan yang bermanafaat.
Tempat: Dimana-mana sahaja anda berada pada tarikh dan masa tersebut.
Tunjukkan minat kepada budaya membaca dengan menyertai JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES).
Kepada pembaca blog yang berminat menyokong JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) marilah kita membaca serentak bersama-sama seluruh negeri Pahang dan seluruh Malaysia pada 22 April 2014 - hari Selasa - bermula jam 10.00 pagi - sampai 10.10 pagi - iaitu selama masa 10 minit sahaja.
Marilah bersama 1.2 juta seluruh Malaysia untuk menunjuk 'KITA SUKA ILMU, KITA SUKA MEMBACA' bagi mencipta rekod Membaca Se Malaysia.
Emailkan kepada kami gambar aktiviti membaca anda pada 22 April 2014 - hari Selasa - bermula jam 10.00 pagi - sampai 10.10 pagi untuk dikongsi dalam blog ini.
Untuk menyokong sambutan ini, program JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) akan diadakan di seluruh Malaysia bersama Perpustakaan Awam Negeri-Negeri Se-Malaysia.
Program ini adalah pengisian program gerakan membaca yang dijalankan setiap tahun. Usaha berterusan ini adalah bagi membentuk masyarakat ke arah membudayakan tabiat membaca.
Kesemua perpustakaan awam negeri bersetuju untuk melaksanakan JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) secara serentak pada hari, tarikh dan masa yang sama. Tarikh 22 April 2014 jam 10.00 hingga 10.10 pagi telah dipilih sebagai tarikh dan waktunya.
Konsep JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) diilhamkan daripada sambutan Earth Hour.
Melalui program JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) semua peserta tanpa mengira apa jua latarbelakang, pekerjaan atau aktiviti yang sedang dilakukan akan sama-sama berhenti sebentar dan membaca selama 10 minit secara serentak.
Pelaksanaan program JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) diharapkan dapat memupuk minat membaca di kalangan rakyat Malaysia sekaligus menjadikan Perpustakaan Awam Negeri-negeri Se-Malaysia relevan dengan keperluan masyarakat.
JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) merupakan inisiatif membaca di perpustakaan awam negeri bersama Majlis Pengarah-Pengarah Perpustakaan Awam Se-Malaysia (MPAM).
Usaha ini akan dijalankan dengan sokongan sekolah rendah, sekolah menengah, IPTA/IPTS, Jabatan kerajaan, NGO dan individu yang berminat.
MARILAH KITA MEMBACA SERENTAK PADA:
Tarikh: 22 April 2014
Hari: Selasa
Masa mula: 10.00 pagi
Masa tamat: 10.10 pagi
Tempoh masa: 10 minit.
Bahan bacaan: apa-apa bahan yang bermanafaat.
Tempat: Dimana-mana sahaja anda berada pada tarikh dan masa tersebut.
Tunjukkan minat kepada budaya membaca dengan menyertai JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES).
Kepada pembaca blog yang berminat menyokong JOM BACA BERSAMA UNTUK 10 MINIT(LET’S READ TOGETHER FOR 10 MINUTES) marilah kita membaca serentak bersama-sama seluruh negeri Pahang dan seluruh Malaysia pada 22 April 2014 - hari Selasa - bermula jam 10.00 pagi - sampai 10.10 pagi - iaitu selama masa 10 minit sahaja.
Marilah bersama 1.2 juta seluruh Malaysia untuk menunjuk 'KITA SUKA ILMU, KITA SUKA MEMBACA' bagi mencipta rekod Membaca Se Malaysia.
Emailkan kepada kami gambar aktiviti membaca anda pada 22 April 2014 - hari Selasa - bermula jam 10.00 pagi - sampai 10.10 pagi untuk dikongsi dalam blog ini.
Monday, March 31, 2014
Pertandingan Fotografi UTC Pahang 2014
UTC Pahang akan menyambut ulangtahun pertama penubuhannya pada April 2014. Pihak pengurusan UTC Pahang akan mengadakan Pertandingan Fotografi UTC Pahang pada 1-7hb April 2014. Pertandingan ini terbuka kepada semua ahli dan peminat fotografi.
.
Peserta perlu mengambil gambar dengan cara yang menarik dan dapat nenonjolkan keberkesanan perkhidmatan UTC Pahang kepada masyarakat dengan tema "PENGUNJUNG UTC PAHANG". "Pengunjung UTC Pahang" bermaksud apa juga subjek yang mengambarkan
gelagat pengunjung, pelanggan dan orang ramai yang berurusan di UTC
Pahang atau memberi perkhidmatan atau melakukan pelbagai aktiviti di UTC
Pahang. Peserta boleh juga menggunakan model yang ditanggung sendiri oleh peserta. Dan... yang penting Gambar MESTI dicetak di WTY Foto Sdn. Bhd sahaja. Cetak ditempat lain tidak diterima.
.
Penyampaian hadiah akan diadakan pada 9 April 2014.
.
Hadiah pertama:
Wang tunai RM700.00 serta sijil dan
kupon bagi penggunaan percuma bagi kemudahan berbayar di UTC Pahang.
.
Hadiah kedua:
RM350.00 serta sijil
.
Hadiah ketiga
RM200.00 serta sijil
.
Lima hadiah saguhati:
RM50 serta sijil
.
Untuk maklumat lanjut
Puan Sharifah bt Muhammad Ali
09-5124999
013-9815429
email: sharifah@mpk.gov.my
Faks: 09-5124089
.
TARIKH TUTUP
7 APRIL 2014
.
Download BORANG Pertandingan Fotografi UTC Pahang 2014
1. Tema Pertandingan Fotografi UTC Pahang adalah "Pengunjung UTC Pahang"
2. "Pengunjung UTC Pahang" bermaksud apa juga subjek yang mengambarkan gelagat pengunjung, pelanggan dan orang ramai yang berurusan di UTC Pahang atau memberi perkhidmatan atau melakukan pelbagai aktiviti di UTC Pahang.
3. Terbuka kepada semua warga negara Malaysia kecuali kakitangan
Majlis Perbandaran Kuantan dan WTY Foto Sdn. Bhd.
Majlis Perbandaran Kuantan dan WTY Foto Sdn. Bhd.
4. Kamera digital sahaja dibenarkan.
5. Penyertaan perlu disertakan dengan gambar warna saiz (minima) 8"x12" dan disertakan dengan CD.
6. Penggunaan teknik pengambaran dan cetakan boleh dipertimbangkan.
7. Saiz minima gambar 3MB.
8. Dibelakang gambar perlu ada
- Nama penuh
- Alamat / No. Telefon
- No. KP
- Tajuk gambar
- Lokasi gambar
9. Gambar MESTI dicetak di WTY Foto Sdn. Bhd.
Belajar Tajwid Al-Quran (9) Idgham
2. Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bahagian, iaitu:
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti:
mim (م),
nun (ن),
wau (و), dan
ya’ (ي),
maka ia harus dibaca lebur dengan dengung.
Contoh: فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah.
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Monday, March 24, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran (8) Izhar Halqi
08
1. Izhar Halqi
Izhar halqi bila bertemu dengan huruf izhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus “jelas”
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan) seperti:
alif/hamzah(ء),
ha’ (ح),
kha’ (خ),
‘ain (ع),
ghain (غ), dan
ha’ (ﮬ).
Izhar Halqi yang artinya dibaca jelas.
Contoh : نَارٌ حَامِيَةٌ
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
1. Izhar Halqi
Izhar halqi bila bertemu dengan huruf izhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus “jelas”
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan) seperti:
alif/hamzah(ء),
ha’ (ح),
kha’ (خ),
‘ain (ع),
ghain (غ), dan
ha’ (ﮬ).
Izhar Halqi yang artinya dibaca jelas.
Contoh : نَارٌ حَامِيَةٌ
Sumber:
http://belajarmembacaalquran.com/
(Moga pengusahanya mendapat rahmat dari Allah swt))
MOHON BETULKAN KAMI JIKA TERSILAP
Monday, March 17, 2014
Belajar Tajwid Al-Quran, (7) 9 hukum bacaan
Dalam ilmu tajwid juga dikenal ada 9 hukum bacaan yang isinya menjelaskan bagian-bagian tanda baca dan cara melafazkannya atau pengucapannya, antara lain :
A. Hukum nun mati dan tanwin, terdiri dari :
Contoh : ayat diatas merupakan surat Al-Quran ( QS: Al-Baqarah ayat 145 ), huruf yang diberi warna (merah : izhar halqi), (hijau : idgham), ( biru : ikhfa haqiqi), ( ungu : iqlab).
Subscribe to:
Posts (Atom)