Labels
Ajk Masjid An Nur 2012-2014
(15)
Anda suka peranan masjid dikaitkan dengan apa?
(1)
Arwah
(1)
Belajar Mengaji
(1)
Berbuka Puasa 2013
(7)
BERSAMA KOLEJ KOMUNITI PEKAN
(5)
Biro 2012-2014
(6)
Ceramah
(1)
Gotong-royong
(3)
Israq Mikraj 2013
(7)
Kami
(5)
Keputusan Undian
(2)
Khatan Quraan
(1)
Korban
(1)
Kuliah
(1)
Links
(26)
Links Laman Pahang
(13)
Maulidur Rasul 2013M/1434h
(7)
Memperingati Allahyarham Tun Razak
(7)
Pageviews by Countries
(17)
Pantun
(1)
Pegawai Masjid An Nur
(6)
Pertandingan
(1)
Popular Posts
(9)
Program 2013
(5)
Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1
(2)
Promosi 2014
(2)
Promosi 2015
(1)
Rombongan Masjid Nenasi
(7)
Sajak
(2)
Siri Belajar Tajwid Al-Quran
(24)
Siri Belajar Tasawuf
(22)
Siri Sirrul Asror - Taubat
(33)
Surah
(1)
Tahlil
(1)
Tarawikh
(1)
Ulasan Buku Agama Islam
(7)
Monday, December 22, 2014
Sirrul Asror - Taubat 02 La ilaha illa Llah
Keadaan takutkan Allah mempunyai maksud yang sama
dengan kalimah “La ilaha illa Llah”
– tiada Tuhan, tiada apa-apa, kecuali Allah.
Bagi orang yang mengetahui ini akan ada perasaan takut
kehilangan-Nya,
kehilangan perhatian-Nya,
cinta-Nya,
keampunan-Nya;
dia takut dan malu melakukan kesalahan
sedangkan Dia melihat,
dan takutkan azab-Nya.
Jika seseorang itu tidak berkeadaan demikian
dia perlu mendapatkaan orang yang takutkan Allah
dan menerima keadaan takutkan Allah itu daripada orang berkenaan.
Monday, December 15, 2014
Sirrul Asror - Taubat 01 langkah pertama
Tahap-tahap dan peringkat-peringkat
perubahan kerohanian telah pun disebut.
Perlu ditegaskan
bahawa setiap peringkat dicapai terutamanya
dengan taubat.
Taubat bolehlah dipelajari caranya
dengan orang yang mengetahui
cara berbuat demikian
dan yang telah sendirinya bertaubat.
Taubat yang sebenar dan menyeluruh
merupakan langkah pertama di dalam perjalanan.
“(Ingatlah) tatkala orang-orang kafir itu adakan dalam hati mereka kesombongan (iaitu) kesombongan jahiliah. Lalu Allah turunkan ketenteraman atas rasul-Nya dan atas mukmin. Dan Dia wajibkan mereka (ucapkan) perkataan menjaga keselamatan (taubat) kerana mereka lebih berhak dengan itu, dan memang (mereka) ahlinya, dan adalah Allah mengetahui tiap sesuatu”. (Surah Fath, ayat 26).
Rujukan:
http://tamansufi.tripod.com/asrar08.html
perubahan kerohanian telah pun disebut.
Perlu ditegaskan
bahawa setiap peringkat dicapai terutamanya
dengan taubat.
Taubat bolehlah dipelajari caranya
dengan orang yang mengetahui
cara berbuat demikian
dan yang telah sendirinya bertaubat.
Taubat yang sebenar dan menyeluruh
merupakan langkah pertama di dalam perjalanan.
“(Ingatlah) tatkala orang-orang kafir itu adakan dalam hati mereka kesombongan (iaitu) kesombongan jahiliah. Lalu Allah turunkan ketenteraman atas rasul-Nya dan atas mukmin. Dan Dia wajibkan mereka (ucapkan) perkataan menjaga keselamatan (taubat) kerana mereka lebih berhak dengan itu, dan memang (mereka) ahlinya, dan adalah Allah mengetahui tiap sesuatu”. (Surah Fath, ayat 26).
Rujukan:
http://tamansufi.tripod.com/asrar08.html
Tuesday, December 9, 2014
Pageviews by Countries 9.12.2014
Malaysia 5151
United States 1350
Germany 484
Indonesia 302
France 282
Russia 258
Australia 66
Singapore 55
China 51
Canada 48
United States 1350
Germany 484
Indonesia 302
France 282
Russia 258
Australia 66
Singapore 55
China 51
Canada 48
Monday, December 8, 2014
Siri Belajar Tasawuf 23: Jiwa adalah hak Tuhan
Jiwa adalah hak Tuhan. Mengapa ada ketika jiwa mau mencegah dan kadang membiarkannya?
Perlu kita semua ingat,
bahwa di dalam raga ini terdapat nafsu-nafsu.
Jika nafsu kuat menguasai,
maka jiwa menjadi terbelenggu.
Karena itulah mengapa dikatakan
bahwa
kehidupan sekarang ini
adalah kematian.
Sedangkan
setelah ajal
merupakan awal kehidupan.
Sesudah kematian
maka seseorang akan mencapai
kebebasan jiwanya.
Ajaran Syekh Siti Jenar memang dengan ajaran para Walisongo.
Siti Jenar mengajarkan bahwa
Tuhan adalah Zat yang mendasari adanya
manusia,
hewan,
tumbuhan
dan segala yang ada.
Adanya segala di dunia ini tergantung pada adanya Zat.
Tanpa ada Zat Yang Mahakuasa,
maka mustahil sesuatu yang wujud itu ada.
Ajaran ini tidak pernah disampaikan oleh para Walisongo.
Mereka menyadari bahwa umatnya masih terlalu awam terhadap Islam,
sehingga memberi ilmu yang ringan dan mudah difahami saja.
Gunakanlah ilmu yang anda ada untuk mencari ilmu dan guru sejati.
Perlu kita semua ingat,
bahwa di dalam raga ini terdapat nafsu-nafsu.
Jika nafsu kuat menguasai,
maka jiwa menjadi terbelenggu.
Karena itulah mengapa dikatakan
bahwa
kehidupan sekarang ini
adalah kematian.
Sedangkan
setelah ajal
merupakan awal kehidupan.
Sesudah kematian
maka seseorang akan mencapai
kebebasan jiwanya.
Ajaran Syekh Siti Jenar memang dengan ajaran para Walisongo.
Siti Jenar mengajarkan bahwa
Tuhan adalah Zat yang mendasari adanya
manusia,
hewan,
tumbuhan
dan segala yang ada.
Adanya segala di dunia ini tergantung pada adanya Zat.
Tanpa ada Zat Yang Mahakuasa,
maka mustahil sesuatu yang wujud itu ada.
Ajaran ini tidak pernah disampaikan oleh para Walisongo.
Mereka menyadari bahwa umatnya masih terlalu awam terhadap Islam,
sehingga memberi ilmu yang ringan dan mudah difahami saja.
Gunakanlah ilmu yang anda ada untuk mencari ilmu dan guru sejati.
Monday, December 1, 2014
Siri Belajar Tasawuf 22: Raga berdosa tetapi jiwa bersalah
Jika sekarang ini kita berbuat dosa. Apakah jiwa kita bertanggungjawab. Sedangkan yang melakukan dosa adalah raga kita?
Tetap ikut bertanggungjawab,
karena jiwa yang menyatu ke dalam raga
tidak bisa mencegah hawa nafsunya
serta
akal yang suka berbuat buruk.
Ketahuilah,
setiap orang yang lahir di dunia ini
maka jiwanya menyatu dengan akalnya
Selain akal dalam diri manusia j
uga ada hawa nafsu.
Ketika seseorang berbuat buruk,
berarti raganya didorong
dan dipengaruhi
oleh hawa nafsu
dan akalnya.
Akal dan nafsu
memang suka
berbuat buruk.
Apabila jiwa mencegah
melalui hati nurani,
maka raga
tidak akan berbuat buruk.
Akan tetapi jika jiwa membiarkannya,
maka raga tetap melakukannya.
Tetap ikut bertanggungjawab,
karena jiwa yang menyatu ke dalam raga
tidak bisa mencegah hawa nafsunya
serta
akal yang suka berbuat buruk.
Ketahuilah,
setiap orang yang lahir di dunia ini
maka jiwanya menyatu dengan akalnya
Selain akal dalam diri manusia j
uga ada hawa nafsu.
Ketika seseorang berbuat buruk,
berarti raganya didorong
dan dipengaruhi
oleh hawa nafsu
dan akalnya.
Akal dan nafsu
memang suka
berbuat buruk.
Apabila jiwa mencegah
melalui hati nurani,
maka raga
tidak akan berbuat buruk.
Akan tetapi jika jiwa membiarkannya,
maka raga tetap melakukannya.
Subscribe to:
Posts (Atom)