Bukankah manusia ebih mulia diberi akal?
Ya, itulah yang membezakan
Tapi
jangan lupa bahwa
akal seringkali tidak jujur.
Sering bersifat
dengki,
memaksa,
melanggar aturan,
jahat,
suka disanjung-sanjung,
sombong,
yang ahirnya membuat manusia
tidak berharga samasekali.
Lebih hina dari makhluk lainnya.
Labels
Ajk Masjid An Nur 2012-2014
(15)
Anda suka peranan masjid dikaitkan dengan apa?
(1)
Arwah
(1)
Belajar Mengaji
(1)
Berbuka Puasa 2013
(7)
BERSAMA KOLEJ KOMUNITI PEKAN
(5)
Biro 2012-2014
(6)
Ceramah
(1)
Gotong-royong
(3)
Israq Mikraj 2013
(7)
Kami
(5)
Keputusan Undian
(2)
Khatan Quraan
(1)
Korban
(1)
Kuliah
(1)
Links
(26)
Links Laman Pahang
(13)
Maulidur Rasul 2013M/1434h
(7)
Memperingati Allahyarham Tun Razak
(7)
Pageviews by Countries
(17)
Pantun
(1)
Pegawai Masjid An Nur
(6)
Pertandingan
(1)
Popular Posts
(9)
Program 2013
(5)
Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1
(2)
Promosi 2014
(2)
Promosi 2015
(1)
Rombongan Masjid Nenasi
(7)
Sajak
(2)
Siri Belajar Tajwid Al-Quran
(24)
Siri Belajar Tasawuf
(22)
Siri Sirrul Asror - Taubat
(33)
Surah
(1)
Tahlil
(1)
Tarawikh
(1)
Ulasan Buku Agama Islam
(7)
Monday, September 29, 2014
Monday, September 22, 2014
Siri Belajar Tasawuf 11. Bagaimanakah mahu mendapat kebenaran dan kebahagian sejati?
Bagaimanakah mahu mendapat kebenaran dan kebahagian sejati?
Jiwa manusia adalah suara hati nurani.
suara hati nurani merupakan ungkapan Ruh Allah
yang harus ditaati perintahnya.
Maka ikutilah hati nuranimu.
Kita harus cermat,
karena hati nurani berbeda dengan akal budi,
jiwa itu milik Allah,
sedangkan akal milik manusia.
Akal bersifat manusiawi,
karena itu kadang-kadang
akal tak mampu menemukan keajaiban Allah.
Kehendak,
angan-angan,
ingatan,
merupakan suatu akal yang tak kebal atas kegilaan.
Suatu ketika akal bisa menjadi bingung
sehingga membuat seseorang lupa diri.
Akal seringkali tidak jujur.
Siang malam membuat kepalsuan
demi memakmurkan kepentingan pribadi.
Jiwa manusia adalah suara hati nurani.
suara hati nurani merupakan ungkapan Ruh Allah
yang harus ditaati perintahnya.
Maka ikutilah hati nuranimu.
Kita harus cermat,
karena hati nurani berbeda dengan akal budi,
jiwa itu milik Allah,
sedangkan akal milik manusia.
Akal bersifat manusiawi,
karena itu kadang-kadang
akal tak mampu menemukan keajaiban Allah.
Kehendak,
angan-angan,
ingatan,
merupakan suatu akal yang tak kebal atas kegilaan.
Suatu ketika akal bisa menjadi bingung
sehingga membuat seseorang lupa diri.
Akal seringkali tidak jujur.
Siang malam membuat kepalsuan
demi memakmurkan kepentingan pribadi.
Monday, September 15, 2014
Siri Belajar Tasawuf 10. Jika seseorang sudah mati, berarti selesai sudah kehidupannya?
Jika seseorang sudah mati, berarti selesai sudah kehidupannya?
Tidak benar.
Meskipun jasadnya mati,
tetapi sebenarnya ia tidaklah mati.
Karena itu, kita semua harus mengerti
bahwa dunia ini sesungguhnya
bukanlah kehidupan.
Buktinya ada mati.
Di dunia ini,
kehidupan disebut kematian.
Cuba rasakan!
Kita diajar untuk tidak menyintai dunia dan
tidak terpesona terhadap keindahannya.
Carilah kebenaran dan
kebahagiaan sejati
demi kehidupan mendatang,
kehidupan setelah kematian.
Kita akan lebih berarti jika telah menemui
kematian dan hidup sesudah itu.
Kita harus memilih hidup yang tak bisa mati.
Dan hidup yang tak mati itu hanya
kita rasakan setelah nyawa terlepas dari badan.
Kehidupan itu akan dapat dirasakan
tanpa gangguan seperti sekarang ini.
Ketahuilah,
hidup yang sesungguhnya
adalah setelah nyawa lenyap dari badan.
Tidak benar.
Meskipun jasadnya mati,
tetapi sebenarnya ia tidaklah mati.
Karena itu, kita semua harus mengerti
bahwa dunia ini sesungguhnya
bukanlah kehidupan.
Buktinya ada mati.
Di dunia ini,
kehidupan disebut kematian.
Cuba rasakan!
Kita diajar untuk tidak menyintai dunia dan
tidak terpesona terhadap keindahannya.
Carilah kebenaran dan
kebahagiaan sejati
demi kehidupan mendatang,
kehidupan setelah kematian.
Kita akan lebih berarti jika telah menemui
kematian dan hidup sesudah itu.
Kita harus memilih hidup yang tak bisa mati.
Dan hidup yang tak mati itu hanya
kita rasakan setelah nyawa terlepas dari badan.
Kehidupan itu akan dapat dirasakan
tanpa gangguan seperti sekarang ini.
Ketahuilah,
hidup yang sesungguhnya
adalah setelah nyawa lenyap dari badan.
Monday, September 8, 2014
Siri Belajar Tasawuf 9. Ruh Yang Luhur dan Sejati itu siapa?
Ruh Yang Luhur dan Sejati itu bagaimana?
Zat Allah.
Zat Allah adalah Ruh yang tinggi
dan terhormat.
IA memiliki dua puluh sifat,
semua timbul atas kehendakNya.
IA mampu mencurahkan
ilmu kebesaran,
ilmu kasampurnan,
ilmu kebaikan,
ilmu keramahan,
ilmu kekebalan
dalam segala bentuk,
memerintah umat.
Dapat muncul di segala tempat dan sakti sekali.
Kita perlu merasa wajib dan menuruti kehendakNya.
dengan kesungguhan
selalu kuat cita-citanya,
kukuh tak goyang terhadap sesuatu yang tidak suci,
berpegang teguh kepadaNya selama hidup,
tak akan menyembah terhadap ciptaanNya,
baik dalam wujud maupun dalam pengertian.
Zat Allah.
Zat Allah adalah Ruh yang tinggi
dan terhormat.
IA memiliki dua puluh sifat,
semua timbul atas kehendakNya.
IA mampu mencurahkan
ilmu kebesaran,
ilmu kasampurnan,
ilmu kebaikan,
ilmu keramahan,
ilmu kekebalan
dalam segala bentuk,
memerintah umat.
Dapat muncul di segala tempat dan sakti sekali.
Kita perlu merasa wajib dan menuruti kehendakNya.
dengan kesungguhan
selalu kuat cita-citanya,
kukuh tak goyang terhadap sesuatu yang tidak suci,
berpegang teguh kepadaNya selama hidup,
tak akan menyembah terhadap ciptaanNya,
baik dalam wujud maupun dalam pengertian.
Monday, September 1, 2014
Siri Belajar Tasawuf 8. Apakah tuntunan pakaian seseorang bersolat?
Apakah tuntunan pakaian seseorang bersolat?
Sesungguhnya ada yang tidak sependapat
mengenai pakaian dalam meniru-niru
pakaian orang Arab dalam melakukan solat.
Jika selesai solat, jubah itu ditanggalkan.
Sedangkan salat orang tersebut tidaklah menyentuh hatinya.
Meskipun berlama-lama duduk di Masjid,
namun masih mencintai duniawi.
Sembahyang yang pakaiannya sebegitu
duduk di Masjid berlama-lama
sampai lupa tanggungjawab
kepada anak isteri dan tugasi.
Sedangkan ia masih mencintai duniawi
dan melayan nafsu manusiawinya.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari,
ia seringkali menyusahkan orang lain.
Maka orang yang demikian itu
tidak terpengaruh oleh sembahyang yang dilakukan.
Biasanya orang seperti itu sibuk menghitung pahala.
Dia sangat keliru dan jahil.
Pahala yang masih jauh sudah diperhitungkan.
Sungguh, sedikit pun tak akan dapat dicapainya.
Sesungguhnya ada yang tidak sependapat
mengenai pakaian dalam meniru-niru
pakaian orang Arab dalam melakukan solat.
Jika selesai solat, jubah itu ditanggalkan.
Sedangkan salat orang tersebut tidaklah menyentuh hatinya.
Meskipun berlama-lama duduk di Masjid,
namun masih mencintai duniawi.
Sembahyang yang pakaiannya sebegitu
duduk di Masjid berlama-lama
sampai lupa tanggungjawab
kepada anak isteri dan tugasi.
Sedangkan ia masih mencintai duniawi
dan melayan nafsu manusiawinya.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari,
ia seringkali menyusahkan orang lain.
Maka orang yang demikian itu
tidak terpengaruh oleh sembahyang yang dilakukan.
Biasanya orang seperti itu sibuk menghitung pahala.
Dia sangat keliru dan jahil.
Pahala yang masih jauh sudah diperhitungkan.
Sungguh, sedikit pun tak akan dapat dicapainya.
Subscribe to:
Posts (Atom)