Jadi! Surga dan Neraka di akhirat tidak ada?
Surga dan Neraka
di hari kiamat,
di akhirat kelak, sudah diterangkan dalam Qur’an.
Itu perkara gaib dan erat kaitannya dengan iman.
Kita wajib meyakininya.
Tetapi untuk apa meyakini? Jika di dunia kita berbudi baik dan beriman kepada Allah sudah merasakan Surga. Sedangkan Surga dan Neraka di akhirat hanyalah bersifat menakut-nakuti manusia agar tidak berbuat buruk.
Kita jangan fokus pada persoalan, apakah di akhirat ada Surga dan Neraka.
Itu urusan Zat Allah.
Kita harus meyakini.
Karena meyakini hari akhir merupakan rukun iman.
Ingat, untuk mendapatkan Surga pun kita tak perlu menunggu datangnya hari akhir.
Walaupun ada yang sembahyang seribu kali setiap hari.
Akhirnya mati juga.
Walaupun badan kita ditutup dengan serban dan jubah, namun akhirnya menjadi debu juga.
Maka jiwalah yang paling penting.
Jika keadaan jiwa sesuai dengan kehendak Allah. maka Surga akan kita dapat . Kenikmatan luar biasa akan dirasakan.
Labels
Ajk Masjid An Nur 2012-2014
(15)
Anda suka peranan masjid dikaitkan dengan apa?
(1)
Arwah
(1)
Belajar Mengaji
(1)
Berbuka Puasa 2013
(7)
BERSAMA KOLEJ KOMUNITI PEKAN
(5)
Biro 2012-2014
(6)
Ceramah
(1)
Gotong-royong
(3)
Israq Mikraj 2013
(7)
Kami
(5)
Keputusan Undian
(2)
Khatan Quraan
(1)
Korban
(1)
Kuliah
(1)
Links
(26)
Links Laman Pahang
(13)
Maulidur Rasul 2013M/1434h
(7)
Memperingati Allahyarham Tun Razak
(7)
Pageviews by Countries
(17)
Pantun
(1)
Pegawai Masjid An Nur
(6)
Pertandingan
(1)
Popular Posts
(9)
Program 2013
(5)
Program Bicara Ilmu Mukim Pekan 1
(2)
Promosi 2014
(2)
Promosi 2015
(1)
Rombongan Masjid Nenasi
(7)
Sajak
(2)
Siri Belajar Tajwid Al-Quran
(24)
Siri Belajar Tasawuf
(22)
Siri Sirrul Asror - Taubat
(33)
Surah
(1)
Tahlil
(1)
Tarawikh
(1)
Ulasan Buku Agama Islam
(7)
Monday, October 27, 2014
Monday, October 20, 2014
Siri Belajar Tasawuf 15: adakah Surga dan Neraka?
Benarkah sesudah kematian ada Surga dan Neraka?
Para wali memang mengajarkan demikian.
Inilah ajaran yang pada satu sudut 'mungkin' boleh dikatakan 'tak habis' karena terlalu singkat. Atau juga mungkin juga betul dari satu sudut yang cetek atau tohor.
Para wali hanya mengajarkan "kulitnya", tidak sampai pada isinya; tidak sampai pada hakikat yang sebenarnya.
Para wali mengajarkan bahwa Surga dan Neraka hanya dijumpai kelak setelah kiamat.
Adanya di akhirat.
Dan orang-orang awam 'terpaksa' menelan bulat-bulat kenyataan sebegini.
Siksa kubur hanya dijumpai dan dirasakan badan jasad ketika di tanam di kubur.
Para wali memang bertujuan baik,
tetapi diputus sampai di situ. Mereka enggan menjelaskan lebih dalam dan lebih sampai pada makna yang hakiki.
Untuk menemui dan merasakan Surga dan Neraka maka seseorang tidak harus menunggu sampai mati atau sampai datangnya kiamat.
Di dunia ini saja kita sudah dapat merasakan Surga dan siksa Neraka.
Karena sesungguhnya Surga dan Neraka itu berada di dalam jiwa kalian.
Berada di dalam jiwa setiap manusia yang bernafas.
Jika jiwa manusia telah bersih dari gangguan hawa nafsu dan dapat Mengabadikan diri kepada Allah SWT, maka di dunia ini ia akan merasakan suatu kenikmatan Surga.
Jika budi kita, misalnya menolong orang lemah, lalu hati menjadi ikhlas dan puas, maka itulah yang disebut Surga.
Sedangkan Neraka, perwujudannya adalah jika hawa nafsu telah menguasai diri seseorang.
Kemudian jiwanya meronta dan merasa bersalah.
Maka dia tentu tersiksa. Ia tidak bisa tidur, gelisah fikirannya, sedih dan bermacam-macam rasa tak tentu arah. Itulah yang dinamakan Neraka.
Para wali memang mengajarkan demikian.
Inilah ajaran yang pada satu sudut 'mungkin' boleh dikatakan 'tak habis' karena terlalu singkat. Atau juga mungkin juga betul dari satu sudut yang cetek atau tohor.
Para wali hanya mengajarkan "kulitnya", tidak sampai pada isinya; tidak sampai pada hakikat yang sebenarnya.
Para wali mengajarkan bahwa Surga dan Neraka hanya dijumpai kelak setelah kiamat.
Adanya di akhirat.
Dan orang-orang awam 'terpaksa' menelan bulat-bulat kenyataan sebegini.
Siksa kubur hanya dijumpai dan dirasakan badan jasad ketika di tanam di kubur.
Para wali memang bertujuan baik,
tetapi diputus sampai di situ. Mereka enggan menjelaskan lebih dalam dan lebih sampai pada makna yang hakiki.
Untuk menemui dan merasakan Surga dan Neraka maka seseorang tidak harus menunggu sampai mati atau sampai datangnya kiamat.
Di dunia ini saja kita sudah dapat merasakan Surga dan siksa Neraka.
Karena sesungguhnya Surga dan Neraka itu berada di dalam jiwa kalian.
Berada di dalam jiwa setiap manusia yang bernafas.
Jika jiwa manusia telah bersih dari gangguan hawa nafsu dan dapat Mengabadikan diri kepada Allah SWT, maka di dunia ini ia akan merasakan suatu kenikmatan Surga.
Jika budi kita, misalnya menolong orang lemah, lalu hati menjadi ikhlas dan puas, maka itulah yang disebut Surga.
Sedangkan Neraka, perwujudannya adalah jika hawa nafsu telah menguasai diri seseorang.
Kemudian jiwanya meronta dan merasa bersalah.
Maka dia tentu tersiksa. Ia tidak bisa tidur, gelisah fikirannya, sedih dan bermacam-macam rasa tak tentu arah. Itulah yang dinamakan Neraka.
Monday, October 13, 2014
Siri Belajar Tasawuf 14: yang cantik, segak dan gagah
Di dunia ini ada yang cantik, segak dan gagah. Bagaimana kedudukan orang-orang tersebut jika kelak telah terlepas rohnya?
Kita tidak boleh mencintai dan mengagumi bentuk yang
cantik,
segak atau
gagah.
Sebab, badan (jasad)
laksana sangkar
yang mengurung jiwa.
Badan adalah beban yang
'memberatkan' dan 'menyakitkan'
roh kita..
Kita tidak boleh mencintai dan mengagumi bentuk yang
cantik,
segak atau
gagah.
Sebab, badan (jasad)
laksana sangkar
yang mengurung jiwa.
Badan adalah beban yang
'memberatkan' dan 'menyakitkan'
roh kita..
Monday, October 6, 2014
Siri Belajar Tasawuf 13: menggunakan akal
Kita harus menggunakan akal sesuai dengan jiwa kita dan kehendak Allah?
Benar.
Jika seseorang mampu mengendalikan akalnya
dengan kehendak Allah,
dengan kebenaran, dan
dengan jiwa yang bersih,
maka ia bermanfaat.
Menjadikan diri kita lebih mulia.
Jangan mementingkan kehidupan duniawi.
Sebab kehidupan duniawi
yang kita tempoh sekarang
penuh dengan 'kotoran'.
Akal kita mudah tercemar dengan 'kotoran sifat' dan
mudah dikuasai oleh nafsu,
sehingga menghalangi kita
untuk menuju pada tahap
Pengabadian Diri Kepada Allah SWT.
Benar.
Jika seseorang mampu mengendalikan akalnya
dengan kehendak Allah,
dengan kebenaran, dan
dengan jiwa yang bersih,
maka ia bermanfaat.
Menjadikan diri kita lebih mulia.
Jangan mementingkan kehidupan duniawi.
Sebab kehidupan duniawi
yang kita tempoh sekarang
penuh dengan 'kotoran'.
Akal kita mudah tercemar dengan 'kotoran sifat' dan
mudah dikuasai oleh nafsu,
sehingga menghalangi kita
untuk menuju pada tahap
Pengabadian Diri Kepada Allah SWT.
Subscribe to:
Posts (Atom)